Minggu, 27 Februari 2011

Bantahan atas topik : TENTANG HUKUMAN MATI DALAM ALKITAB


Bp said :

Alkitab menulis dengan jelas bahwa semua dosa-dosa mempunyai konsekwensi hukuman mati. Setiap pelaku dosa harus dihukum mati dalam kekekalan (dengan istilah “upah dosa adalah maut”, Kejadian 2:17, Roma 6:23a):
* Kejadian 2:17LAI TB, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.KJV, But of the tree of the knowledge of good and evil, thou shalt not eat of it: for in the day that thou eatest thereof thou shalt surely die.Hebrew, 
וּמֵעֵץ הַדַּעַת טֹוב וָרָע לֹא תֹאכַל מִמֶּנּוּ כִּי בְּיֹום אֲכָלְךָ מִמֶּנּוּ מֹות תָּמֽוּת׃
Translit Interlinear, UME’ETS {dan dari pohon} HADA’AT {pengetahuan itu} TOV {yang baik} VARA’ {dan yang jahat} LO’ {jangan} TO’KHAL {engkau makan} MIMENU {darinya} KI {karena} BEYOM {pada hari} ‘AKHALKHA {engkau makan} MIMENU {darinya} MOT {mati} TAMUT {engkau mati}
* Roma 6:23a LAI TB, Sebab upah dosa ialah maut;KJV, For the wages of sin is deathTR, τα γαρ οψωνια της αμαρτιας θανατοςTranslit interlinear, ta gar {sebab} opsônia {imbalan2} tês hamartias {dosa} thanatos {(ialah) maut/ kematian}
Pasal-pasal Kejadian 2:1-3:24 mengajarkan bahwa kematian memasuki dunia karena dosa. Orang-tua pertama kita diciptakan dengan kemampuan untuk hidup selama-lamanya; ketika mereka tidak menaati perintah Allah, mereka dijatuhi hukuman atas dosa itu, yaitu kematian.
Semua manusia, yang percaya dan yang tidak percaya, akan mati. Akan tetapi, kata mati di dalam Alkitab, memiliki lebih dari satu arti. Penting untuk mengerti hubungan orang percaya dengan berbagai arti kematian.
Adam dan Hawa tunduk kepada kematian jasmaniah. Allah telah menempatkan pohon kehidupan di tengah taman Eden agar dengan terus-menerus memakan buahnya umat manusia tidak akan pernah mati. Tetapi setelah Adam dan Hawa memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, Allah mengatakan, engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu. Sekalipun mereka tidak mati secara jasmaniah pada hari mereka memakan buah itu, mereka kini tunduk pada hukum kematian sebagai akibat dari kutukan Allah.
Adam dan Hawa juga mati secara rohani ketika mereka tidak taat kepada Allah, yaitu hubungan intim mereka yang dahulu dengan Allah menjadi rusak. Mereka tidak lagi mengharapkan saat-saat berjalan dan berbincang-bincang dengan Allah di taman; sebaliknya mereka bersembunyi dari hadapan-Nya. Keterpisahan ini merujuk kepada kematian secara rohani.
Adam dan Hawa juga mati secara moral. Allah mengingatkan Adam bahwa ketika ia makan buah yang terlarang itu, ia pasti akan mati. Peringatan itu sangat serius. Sekalipun Adam dan Hawa tidak mati secara jasmaniah pada hari itu, mereka mati secara moral, yaitu tabiat mereka menjadi berdosa. Sejak Adam dan Hawa, semua orang dilahirkan dengan tabiat berdosa, yaitu suatu keinginan bawaan untuk mementingkan diri sendiri tanpa mempedulikan Allah atau orang lain.
Mati secara moral dan mati secara rohaniah menjadi konsekwensi ketika manusia berbuat dosa.
——
Pada saat Musa dipanggil menjadi Nabi Allah, ditetapkan hukum-hukum yang mengatur kehidupan sipil bangsa Israel yang diperintah secara Theokrasi. Bahwa setiap pelanggaran akan mempunyai konsekwensi hukuman dan hukumannya itu berat,yaitu hukuman mati.
Hukum Perjanjian Lama memerintahkan hukuman mati untuk berbagai perbuatan: pembunuhan (Keluaran 21:12), penculikan (Keluaran 21:16), hubungan seks dengan binatang (Keluaran 22:19), perzinahan (Imamat 20:10), homoseksualitas (Imamat 20:13), menjadi nabi palsu (Ulangan 13:5, pelacuran dan pemerkosaan (Ulangan 22:4) dan berbagai kejahatan lainnya. Namun demikian, Allah seringkali menyatakan kemurahan ketika harus menjatuhkan hukuman mati. Daud melakukan perzinahan dan pembunuhan, namun Allah tidak menuntut untuk nyawanya diambil (2 Samuel 11:1-5; 14-17; 2 Samuel 12:13). Pada akhirnya semua dosa yang kita perbuat sepantasnyalah diganjar dengan hukuman mati (Roma 6:23). Syukur kepada Tuhan, Tuhan menyatakan kasihNya kepada kita dengan tidak menghukum kita (Roma 5:8).
Perlu dipahami bahwa ketetapan Hukuman Mati pada Perjanjian Lama (terutama pada zaman Musa) adalah ketetapan yang dipandang perlu di kala itu, karena ini adalah sebagai pendisiplinan suatu umat pendahuluan yang dipilih Allah. Hal ini ditetapkan demi ketaatan suatu umat kepada keputusan pengadilan yang bersifat hakiki demi kebaikan Teokrasi.
Namun perlu diingat, bahwa meski Perjanjian Lama mencatat daftar berbagai kejahatan berat, namun demikian Perjanjian Lama sungguh berbicara mengenai belas kasih Allah. “Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup” (Yehezkiel 33:11). “Supaya ia hidup”walau pernyataan itu mungkin tidak terlalu dititik-beratkan pada hidup jasmani, melainkan lebih pada hidup rohani, yaitu agar orang berdosa yang bertobat dapat terhindar dari hukuman abadi di neraka. Di samping itu, pengamalan belas kasih haruslah menjamin pulihnya kembali kedamaian, sebab tidak akan ada belas kasih apabila masyarakat hidup dalam ketakutan karena seorang penjahat besar yang tak bertobat.
Dan satu lagi yang perlu diingat bahwa, orang Kristen tidak dibawah hukum Taurat, maka hukum2 yang mengatur hukuman mati bagi pendosa yang tertulis pada Perjanjian Lama tidak diterapkan dalam amal-ibadah umat Kristiani.
Dan, Kekristenan menyatakan pada akhirnya semua dosa yang kita perbuat yang sepantasnyalah diganjar dengan hukuman mati (Roma 6:23a) diganti dengan kemurahan kasih Allah yang menggantikan hukuman mati itu dengan nyawa-Nya sendiri (Roma 6:23b). Syukur kepada Tuhan, Tuhan menyatakan kasihNya kepada kita dengan tidak menghukum kita (Roma 5:8).
* Roma 6:23 LAI TB, Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.KJV, For the wages of sin is death; but the gift of God is eternal life through Jesus Christ our Lord.TR, τα γαρ οψωνια της αμαρτιας θανατος το δε χαρισμα του θεου ζωη αιωνιος εν χριστω ιησου τω κυριω ημωνTranslit interlinear, ta gar {sebab} opsônia {imbalan2} tês hamartias {dosa} thanatos {(ialah) maut/ kematian} to de {tetapi} kharisma {karunia} tou theou {Allah} zôê {(ialah) hidup} aiônios {yg kekal} en {dalam} khristô {Kristus} iêsou {Yesus} tô kuriô {Tuhan} hêmôn {kita}
* Roma 5:8 LAI TB, Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.KJV, But God commendeth his love toward us, in that, while we were yet sinners, Christ died for us.TR, συνιστησιν δε την εαυτου αγαπην εις ημας ο θεος οτι ετι αμαρτωλων οντων ημων χριστος υπερ ημων απεθανενTranslit interlinear, sunistêsin {menunjukkan} de {tetapi} tên heautou {-Nya sendiri} agapên {kasih} eis {kepada} hêmas {kita} ho theos {Allah} hoti {bahwa} eti {masih} hamartôlôn {(orang2) berdosa} ontôn {ketika adalah} hêmôn {kita} khristos {Kristus} huper {untuk} hêmôn {kita} apethanen {telah mati}
Jadi pada dasarnya kita kembali ke tempat di mana kita mulai. Ya, Allah mengizinkan hukuman mati, yang padamulanya dilaksanakan sebagai pendisiplinan bagi umat Israel. Namun Allah tidak selalu menuntut hukuman mati bahkan pernyataan ini sudah dinyatakan dalam Perjanjian Lama (Yehezkiel 33:11). Pada Perjanjian Baru penyataan Allah telah dijelaskan bahwa Upah Dosa yang adalah maut (kematian) itu telah diganti oleh kematian Yesus sendiri (Roma 6:23).

Blessings,
BP
Nov 21, 2010
================================================================================

BANTAHAN :

Point inti dari postingan Bp diatas adalah :
1."orang Kristen tidak dibawah hukum Taurat."
2.“Supaya ia hidup” (Yehezkiel 33:11
3."Upah Dosa yang adalah maut (kematian) itu telah diganti oleh kematian Yesus sendiri (Roma 6:23)."

Kita bahas 3 point ini :
1."orang Kristen tidak dibawah hukum Taurat."
Jika kita cermati ayat-ayat Alkitab lebih lanjut, bolehlah kita mengatakan bahwa : 
Hukum Taurat diikuti sampai selama-lamanya. 
KEL 15 :18 
יהוה ימלך לעלם ועד
Tuhan memerintah kekal selama-lamanya
UL 29 :29 :
הנסתרת ליהוה אלהינו והנגלת לנו ולבנינו עד עולם לעשות את כל דברי התורה הזאת
Hal-hal yang tersembunyi ialah TUHAN,Allah kita,tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan perkataan Hukum Taurat ini
Mzm 119 : 44
ואשמרה תורתך תמיד לעולם ועד
Aku hendak berpegang pada Taurat_Mu senantiasa, untuk seterusnya dan selamanya.
Tuhan Allah Pembuat Taurat dalam PL adalah sama, DIA-DIA JUGA :
KEL 3 : 14
ויאמר אלהים אל משה אהיה אשר אהיה ויאמר כה תאמר לבני ישראל אהיה שלחני אליכם
Firman Allah kepada Musa : "AKU ADALAH AKU". Lagi Firman-Nya : "Beginilah kau katakan kepada orang Israel itu : AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu.
MZM 102 :27
ואתה הוא ושנותיך לא יתמו
tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahun_Mu tidak berkesudahan.

Dalam masa PB pun Paulus menulis Tuhan Allah TETAP SAMA(αυτος) :
Ibr 1 : 12


seperti jubah akan Engkau gulungkan mereka, dan seperti persalinan mereka akan diubah, tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-yahun-Mu tidak berkesudahan.

Dan mari kita ikuti pemikiran para Theolog Kristen dan BP yang mengatakan bahwa Yesus Kristus adalah ALLAH YANG SAMA JUGA :

Kesimpulan : 

Theolog Kristen mengatakan bahwa Yesus itu Allah, dan ini bukti ayatnya : 

WHY 22 : 3 


Aku adalah Alfa dan Omega,Yang Pertama dan Ynag Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir.


YES 48 :12


yang tetap sama, Akulah Yang Terdahulu, Akulah juga Yang Terkemudian. 

Berarti Yesus Kristus adalah Allah PL juga dan Allah PB juga .
Dan ALLAH YANG ADALAH  YESUS SEBAGAI TUHAN ALKITAB PL DAN PB MEMERINTAHKAN : Bangsa Israel dan Umat Kristen dari generasi ke generasi harus hidup dibawah Hukum Taurat sampai selama-lamanya."ialah bagi kita dan bagi anak-anak kitasampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini".(UL 29 :29). Dan Ahli Theolog Kristen dan BP mengatakan : "orang Kristen tidak dibawah hukum Taurat." ? Bukankah ini adalah suatu penyesatan umat .
2.“Supaya ia hidup” (Yehezkiel 33:11)

3."Upah Dosa yang adalah maut (kematian) itu telah diganti oleh kematian Yesus sendiri (Roma 6:23)."
אמר אליהם חי אני נאם אדני יהוה אם אחפץ במות הרשע כי אם בשוב רשע מדרכו וחיה שובו שובו מדרכיכם הרעים ולמה תמותו בית ישראל׃
“Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup”

Coba kita lihat ayat pada kitab lain : 

MZM 145 : 20

שומר יהוה את כל אהביו ואת כל הרשעים ישמיד

Tuhan menjaga semua orang yang mengasihi-Nya,  
tetapi semua orang fasik akan dibinasakan-Nya

Kata "BINASA" menggunakan kata Ibrani שָׁמַד - shamad  (shaw-mad')Dan ini berarti "will he destroy

to desolate -- destory(-uction), bring to nought, overthrow, perish, pluck down, utterly.
untuk sepi - Hancurkan (uction-), membawa sia-sia, menggulingkan, binasa, mencabut bawah, sama sekali.
1.Kitab Yehezkiel ditulis sekitar tahun 593 SM dan 565 SM selama penawan Babel orang Yahudi. 
2. Kitab Mazmur ditulis sekitar tahun  586 to 538 B.C. Ditulis pada hari-hari penawanan yang mungkin menjenuhkan.

Ada perubahan atas sikap Allah dalam Dua kitab ini.

Sebelumnya Allah mengatakan dalam kitab Yehezkiel pada tahun 593 SM dan 565 SM : "melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup”
Namun bertahun-tahun telah berlalu, berubahlah sikap atau hukuman Allah atas orang fasik : 

tetapi semua orang fasik akan dibinasakan-Nya
 MZM 145 : 20 ( 586 to 538 B.C.).
Jadi kitab Mazmur ada setelah kitab Yehezkiel ada.

Kesimpulan :
Meskipun pada Kitab sebelumnya (Yehezkiel) Allah berfirman : "Allah mengampuni orang fasik jika bertobat."
Namun pada kitab kemudian(Mazmur) Allah berfirman lagi : "Allah akan membinasakan orang fasik."
Dan jika dimasa kitab-kitab sesudahnya lagi,atau dimasa Yesus(yang adalah ALLAH juga) Allah berfirman : Semua orang berdosa, jahat, atau fasik adalah berdosa, dan "Upah Dosa yang adalah maut (kematian) itu telah diganti oleh kematian Yesus sendiri (Roma 6:23)." Ini jelas sudah berubah-ubah lagi dan bersifat seperti seorang yang plinplan.
Bagaimana sebuah Kitab suci bisa plinplan dan tidak konsisten seperti ini ??


Al Dy
Gbu/Wassalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar