Kamis, 17 Maret 2011

Bantahan atas topik : KESAKSIAN PLINIUS MUDA

Plinius Muda (Plinius Secundus) adalah keponakan dan anak angkat Plinius Tua, sarjana ilmu pengetahuan alam yang meninggal duma dalam ledakan Gunung Vesuvius. Bruce berkata mengenai dirinya, "Plinius adalah seorang penulis surat yang hebat di dunia. Surat-suratnya berbeda dengan surat-surat pendek yang ditulis oleh kebanyakan di antara kita, yang dimaksudkan untuk dibaca oleh penerima saja, melainkan dengan memperhatikan publik yang lebih luas dan telah mencapai status sastra klasik." (BrF. Jeo 24) 

Sepuluh jilid dari korespondensi Plinius telah bertahan sampai sekarang ini. Dalam jilid ke-10 terdapat sepucuk surat dari Plinius kepada Kaisar Trayanus mengenai orang-orang Kristen di propinsinya. Surat ini ditulis sekitar tahun 112 M sementara Plinius menjabat sebagai gubernur Bitinia di Asia kecil. Kami mengutip Plinius panjang lebar karena suratnya memberikan informasi yang baik sekali mengenai kekristenan mula-mula dari sudut pandang non-Kristen. Ia menulis:

    Yang Mulia, ini suatu kebiasaan yang saya selalu lakukan, yaitu memohon petunjuk kepada Yang Mulia kapan saja saya merasa ragu-ragu; sebab siapakah yang lebih mampu untuk memberi tuntunan dalam kebimbangan saya atau memberi nasihat dalam ketidaktahuan saya? Karena saya tidak pernah menghadiri pemeriksaan pengadilan orang-orang Kristen, saya tidak mengetahui cara atau batas-batas yang harus dipatuhi dalam hal memeriksa ataupun menghukum mereka; apakah perlu diadakan perbedaan karena usia, ataukah perlakuan yang sama diberikan kepada yang termuda dan yang dewasa; apakah penyesalan harus diampuni, ataukah jika seorang pernah menjadi Kristen tidak ada gunanya sama sekali untuk menarik kembali kepercayaannya; apakah sekadar mengakui menjadi Kristen, meskipun tidak melakukan kejahatan, ataukah hanya tuduhan-tuduhan yang berhubungan dengannya yang dapat dihukum - saya sangat bingung mengenai segala hal ini. 

    Dalam pada itu, cara yang saya laksanakan terhadap orang-orang yang telah dilaporkan kepada saya sebagai orang Kristen, adalah sebagai berikut: saya menginterogasi mereka apakah mereka benar-benar orang Kristen; apabila mereka mengakuinya, saya mengulang pertanyaan itu dua kali, serta menambahkan ancaman hukuman mati; apabila mereka tetap bertekun saya memerintahkan untuk melaksanakan hukum mati. Karena apapun sifat kepercayaan mereka, paling tidak saya tidak merasa ragu-ragu bahwa ketidaktaatan yang membandel dan sikap keras kepala yang gigih pantas menerima hukuman. Ada juga orang lain dengan kepercayaan yang sama, tetapi karena . mereka warga negara Roma, saya memerintah agar mereka dibawa ke Roma untuk diadili. 

    Tuduhan-tuduhan menyebar (seperti biasanya terjadi) hanya dari kenyataan bahwa perkara itu sedang diselidiki, dan beberapa bentuk kejahatan mulai terbuka. Sebuah plakat dipasang, tanpa tandatangan, yang menuduh banyak orang dengan menyebut nama mereka. Orang-orang yang mengingkari bahwa mereka adalah, atau pernah menjadi, orang Kristen, dan yang mengikuti saya dengan mengucapkan kepada dewa-dewa, dan memuja secara formal dengan persembahan tumpahan dan kemenyan, di depan patung Yang Mulia, yang atas perintah saya telah dibawa ke balai pengadilan untuk tujuan tersebut, bersama dengan patung dewa-dewa, dan yang akhirnya mengutuk Kristus - saya menganggap orang-orang ini pantas dibebaskan. Konon, orang-orang yang sungguh-sungguh Kristen tidak dapat dipaksa untuk melakukan perbuatan-perbuatan di atas. Orang lain yang disebut oleh narasumber yang anonim itu mula-mula mengakui bahwa mereka orang Kristen, tetapi kemudian mengingkarinya; mereka mengatakan bahwa memang mereka pernah mengikuti kepercayaan itu, tetapi mereka telah meninggalkannya, ada yang tiga tahun, yang lain sudah bertahun-tahun, dan ada beberapa yang sudah meninggalkannya dua puluh lima tahun sebelumnya. Mereka semua memuja patung Yang Mulia dan patung dewa-dewa, serta mengutuk Kristus. 

    Bagaimanapun, mereka menegaskan bahwa seluruh kesalahan atau kekeliruan mereka, adalah bahwa mereka sudah terbiasa berkumpul sebelum fajar pada hari yang telah ditetapkan, ketika secara bergantian mereka menyanyikan bait-bait dari sebuah himne kepada Kristus seperti kepada Allah. Mereka juga berikrar dengan sepenuh hati untuk tidak melakukan perbuatan jahat, tidak pernah melakukan penipuan, pencurian atau perzinahan, tidak memutarbalikkan perkataan mereka, tidak pernah mengingkari sesuatu yang dipercayakan kepada mereka ketika mereka diminta untuk menepatinya; setelah pertemuan itu mereka berpisah dan kemudian berkumpul kembali untuk makan bersama-sama tetapi makanan yang biasa dan tidak membahayakan. Akan tetapi, mereka juga telah meninggalkan kebiasaan ini setelah dekrit saya diumumkan, yaitu dekrit yang melarang semua perkumpulan politik, sesuai dengan perintah Yang Mulia. Karena itu saya menganggap perlu sekali untuk dapat mendengarkan kejadian yang sebenarnya, dengan bantuan siksaan, dari dua orang budak perempuan, yang disebut diaken wanita; tetapi saya tidak dapat menemukan apa-apa lagi kecuali takhayul yang berlebihan dan merusak. 

    Oleh karena itu saya menangguhkan penuntutan perkara tersebut dan dengan segera memohon petunjuk pada Yang Mulia. Saya menganggap bahwa perkara ini patut diserahkan kepada Yang Mulia - terutama bila memikir kan banyaknya orang yang terancam. Orang dari bermacam-macam kedudukan dan usia, pria dan wanita, sedang dan akan terlibat dalam penuntutan perkara ini. Karena takhayul yang mudah menjalar ini tidak terbatas pada kota-kota saja, tetapi telah tersebar di desa-desa dan wilayah-wilayah pedalaman. Bagaimanapun, kelihatannya ada kemungkinan untuk mencegah dan melenyapkannya. Paling tidak sudah pasti bahwa kuil-kuil yang hampir sepi, sekarang mulai sering dikunjungi; dan sesudah lama tidak diadakan, pesta-pesta sakral mulai diselenggarakanlagi; sementara itu ada permintaan akan daging korban dari khalayak ramai, padahal selama beberapa waktu hanya sedikit orang yang membelinya. Dari semua ini dengan mudah dapat dibayangkan betapa banyaknya orang dapat diperoleh kembali, apabila pintu pertobatan dibiarkan terbuka
     [17]

Dalam jawabannya, Kaisar Trayanus setuju bahwa menjadi orang Kristen merupakan kejahatan yang patut dihukum:

    Secundus yang terhormat: Anda telah bertindak dengan sangat tepat ketika memutuskan berbagai kasus orang-orang yang dituduh menjadi orang Kristen. Tentu saja, tidak dapat diambil keputusan umum yang dengannya dapat ditentukan bentuk yang tetap untuk menghadapi mereka. Mereka tidak boleh diuber-uber: apabila mereka dituduh dan terbukti bersalah, mereka harus dihukum, asalkan siapa saja yang mengingkari bahwa ia seorang Kristen dan memberi bukti praktis tentang hal itu dengan memohon doa kepada dewa¬dewa kita, orang itu harus diampuni berdasarkan penolakan ini, tak peduli dasar-dasar kecurigaan apapun yang ada terhadap dirinya pada masa lalu. Bagaimanapun juga, dokumen-dokumen anonim yang diperhadapkan kepada Anda tidak perlu diperhatikan; itu merupakan preseden yang sangat buruk dan tidak pantas untuk zaman kita ini. [18]


Kedua surat ini menegaskan sejumlah detail dari kekristenan yang mula-mula yang terdapat atau tersirat dalam Perjanjian Baru. Misalnya:
(1) Orang-orang Kristen yang menjadi warga negara Roma dikirim ke sana untuk diadili, seperti dalam hal Rasul Paulus;
(2) beberapa orang menarik kembali kepercayaannya sebagai orang Kristen, seperti yang dinubuatkan oleh Yesus dalam perumpamaan jenis-jenis Tanah;
(3) mereka menganggap Kristus adalah Allah;
(4) mereka memiliki perangai moral yang patut dicontoh;
(5) beberapa wanita dalam gereja memegang jabatan diaken wanita; dan
(6) Sejumlah besar orang sedang ditambahkan kepada gereja;
(7) menyebarnya kekristenan mengakibatkan kerugian finansial bagi orang-orang yang usahanya berkaitan dengan berbagai kuil dan agama kafir (mis., tukang-tukang perak di Kisah 19).

Bagaimanapun, G.A. Wells berpendapat bahwa "kesaksian Plinius tidak ada sangkut paut dengan keberadaan Yesus ... Tak seorang pun meragukan bahwa pada tahun 112 orang-orang Kristen menyembah Kristus dan bahwa pernyataan Plinius menghasilkan kepercayaan Kristen." (WeG.HE 16) Akan tetapi, Wells melupakan bahwa Plinius dan Trayanus membuktikan fakta bahwa dalam delapan puluh tahun yang pertama kekristenan sejumlah besar pria dan wanita begitu yakin bahwa menurut sejarah Yesus benar-benar telah hidup, mati, dikuburkan, dan dibangkitkan sehingga mereka menyatakan keyakinan-keyakinan mereka meskipun sudah pasti mereka akan dihukum mati.


-------------------
Catatan :
[17] Plinius, Epistles 10. 96.

[18] Ibid., 10. 97.

=================================================================================


BANTAHAN :


Bp berkata : (3) mereka menganggap Kristus adalah Allah;


Dimana tulisan Pliny muda itu yang mengatakan bahwa mereka(mungkin Pliny dan Kaisar Trayanus) mengatakan bahwa mereka menganggap Yesus itu Allah ?
Apakah yang ini :


    Bagaimanapun, mereka menegaskan bahwa seluruh kesalahan atau kekeliruan mereka, adalah bahwa mereka sudah terbiasa berkumpul sebelum fajar pada hari yang telah ditetapkan, ketika secara bergantian mereka menyanyikan bait-bait dari sebuah himne kepada Kristus seperti kepada Allah. 

Kita lihat dengan tegasnya :

They declared that all the wrong they had committed, wittingly or unwittingly, was this, that they had been accustomed on a fixed day to meet before dawn and sing antiphonally a hymn to Christ as a god, and bind themselves by a solemn pledge 
Mereka(orang Kristen)menyatakan bahwa semua salah yang telah mereka lakukan, sadar atau tidak sadar, apakah ini, bahwa mereka telah terbiasa pada hari tetap untuk bertemu sebelum fajar dan menyanyihimne antiphonally kepada Kristus sebagai dewa, dan mengikat diridengan janji khidmat

Sekali lagi, jika Bp konsisten dengan kalimat ini "(3) mereka menganggap Kristus adalah Allah;"berarti
mereka juga(Pliny dan Kaisar Trayanus) menganggap bahwa penyembahan terhadap Yesus sama dengan penyembahan terhadap Allah itu adalah 'salah', ya, sebab menurut mereka(Pliny dan Kaisar Trayanus) juga bahwa orang Kristen mengatakan ini :"Mereka(orang Kristen)menyatakan bahwa semua salah yang telah mereka lakukan, sadar atau tidak sadar,"

Dan juga yang layak dipertanyakan, apakah benar Plinius muda pernah menulis surat kepada Kaisar Trayanus ?
Coba kita selidiki :

Book 1: 

I. -- To Septicius.
II. -- To Arrianus.
III. -- To Caninius Rufus.
IV. -- To Pompeia Celerina.
V. -- To Voconius Romanus.
VI. -- To Cornelius Tacitus.
VII. -- To Octavius Rufus.
VIII. -- To Pompeius Saturninus.
IX. -- To Minutius Fundanus.
X. -- To Attius Clemens.
XI. -- To Fabius Justus.
XII. -- To Calestrius Tiro.
XIII. -- To Sosius Senecio.
XIV. -- To Junius Mauricus.
XV. -- To Septicius Clarus.
XVI. -- To Erucius.
XVII. -- To Cornelius Titianus.
XVIII. -- To Suetonius Tranquillus.
XIX. -- To Romanus Firmus.
XX. -- To Cornelius Tacitus.
XXI. -- To Plinius Paternus.
XXII. -- To Catilius Severus.
XXIII. -- To Pompeius Falco.
XXIV. -- To Baebius Hispanus.
Book 2.

I. -- To Romanus.
II. -- To Paulinus.
III. -- To Nepos.
IV. -- To Calvina.
V. -- To Lupercus.
VI. -- To Avitus.
VII. -- To Macrinus.
VIII. -- To Caninius.
IX. -- To Apollinaris.
X. -- To Octavius.
XI. -- To Arrianus.
XII. -- To Arrianus.
XIII. -- To Priscus.
XIV. -- To Maximus.
XV. -- To Valerianus.
XVI. -- To Annianus.
XVII. -- To Gallus.
XVIII. -- TO MAURICUS.
XIX. -- To Cerialis.
XX. -- To Calvisius.
Book 3.

I. -- To Calvisius.
II. -- To Maximus.
III. -- To Corellia Hispulla.
IV. -- To Macrinus.
V. -- To Baebius Macer.
VI. -- To Annius Severus.
VII. -- To Caninius Rufus.
VIII. -- To Suetonius Tranquillus.
Ix. -- To Cornelius Minicianus.
X. -- To Vestricius Spurinna And His Wife Cottia.
XI. -- To Julius Genitor.
XII. -- To Catilius Severus.
XIII. -- To Voconius Romanus.
XIV. -- To Acilius.
XV. -- To Silius Proculus.
XVI. -- To Nepos.
XVII. -- To Julius Servianus.
XVIII. -- To Curius Severus.
XIX. -- To Calvisius Rufus.
XX. -- To Messius Maximus.
XXI. -- To Cornelius Priscus.
Book 4.

I. -- To Fabatus.
II. -- To Attius Clemens.
III. -- To Antonius.
IV. -- To Sosius Senecio.
V. -- To Sparsus.
VI. -- To Julius Naso.
VII. -- To Catius Lepidus.
VIII. -- To Maturus Arrianus.
IX. -- To Cornelius Ursus.
X. -- To Statius Sabinus.
XI. -- To Cornelius Minicianus.
XII. -- To Maturus Arrianus.
XIII. -- To Tacitus.
XIV. -- To Paternus.
XV. -- To Fundanus.
XVI. -- To Valerius Paulinus.
XVII. -- To Asinius Gallus.
XVIII. -- To Arrius Antoninus.
XIX. -- To Calpurnia Hispulla.
XX. -- To Maximus.
XXI. -- To Velius Cerealis.
XXII. -- To Sempronius Rufus.
XXIII. -- To Pomponius Bassus.
XXIV. -- To Fabius Valens.
XXV. -- To Messius Maximus.
XXVI. -- To Nepos.
XXVII. -- To Pompeius Falco.
XXVIII. -- To Vibius Severus.
XXIX. -- To Romatius Firmus.
XXX. -- To Licinius Sura.
Book 5.

I. -- To Annius Severus.
II. -- To Calpurnius Flaccus.
III. -- To Titius Aristo.
IV. -- To Julius Valerianus.
V. -- To Nonius Maximus.
VI. -- To Domitius Apollinaris.
VII. -- To Calvisius.
VIII. -- To Titinius Capito.
IX. -- To Rufus.
X. -- To Suetonius Tranquillus.
XI. -- To Calpurnius Fabatus.
XII. -- To Terentius Scaurus.
XIII. -- To Valerianus.
XIV. -- To Pontius.
XV. -- To Arrius Antoninus.
XVI. -- To Marcellinus.
XVII. -- To Spurinna.
XVIII. -- To Calpurnius Macer.
XIX. -- To Paulinus.
XX. -- To Ursus.
XXI. -- To Saturninus.
Dimana ya surat Plinis muda kepada si Trayanus ?
Mungkin ada namun, tak penting kali ya, maka tak dicatat.

Al Dy
Gbu/Wassalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar