Kamis, 17 Maret 2011

Bantahan atas topik : KESAKSIAN YOSEFUS

Yosefus lahir hanya beberapa tahun setelah kematian Yesus. Atas usahanya sendiri ia menjadi konsultan bagi para rabi di Yerusalem pada umur 13 tahun, menjadi seorang pertapa di gurun pada umur enam belas tahun dan menjadi seorang pemimpin Militer di Galilea pada tahun 66 M. Rupanya ia telah melihat alamat buruk, membelot kepada orang Romawi dan menjamin keamanannya di masa depan dengan cara bernubuat bahwa Vespasianus, pemimpin pasukan penyerbu (yang diterimanya sebagai Mesias Israel), pada suatu hari akan menjadi kaisar. Vespasianus betul-betul menjadi kaisar, dan Flavius Yosefus, sebagaimana ia dikenal sekarang setelah menambahkan menambahkan nama majikannya kepada namanya sendiri, dengan leluasa dapat meneruskan kariernya sebagai penulis. Ia menyelesaikan The Antiquities of the Jews pada tahun 93. 


Tiga Bagian yang Menarik bagi orang Kristen 

Ada tiga bagian dalam Antiquities yang sangat bernilai dan urutan penampakannya itu penting. Bagian pertama - menurut urutan kronologis - terdapat dalam kitab 18, bab 3, alenia 3 [8]. Para ahli merujuk kepada bagian yang tersohor ini sebagai Testimonium Flavianum karena kesaksiannya tentang Yesus, tetapi kita akan membahasnya kemudian. 

Bagian #2 - Yohanes Pembaptis. Bagian pada urutan berikutnya juga terdapat di kitab 18, tetapi dua bab kemudian dalam 18.5.2 (116-119). Para ahli setuju bahwa bagian ini sama autentiknya dengan tipe bagian lain dalam karya Yosefus. Pokok pembicaraannya adalah Yohanes Pembaptis dan ceritanya dengan gamblang menguatkan penggambaran tentang Yohanes dalam catatan-catatan kitab Injil seperti yang dapat Anda lihat di bawah ini:

    (2) Namun bagi beberapa orang Yahudi penghancuran bala tentara Herodes kelihatannya adalah pembalasan ilahi, dan memang pembalasan yang adil karena perlakuannya terhadap Yohanes, yang dijuluki Pembaptis. Karena Herodes telah menyuruh orang membunuh dia, meskipun ia seorang yang baik dan telah menasihatkan orang Yahudi untuk hidup benar, berbuat adil terhadap sesamanya dan hidup saleh terhadap Allah, dan setelah berbuat demikian memberi dirinya di baptis. Menurut pandangannya hal ini merupakan persiapan yang perlu agar baptisan itu berkenan kepada Allah. mereka tidak boleh menggunakannya untuk memperoleh pengampunan untuk dosa-dosa apa pun yang telah mereka lakukan, tetapi sebagai penahbisan tubuh yang menunjukkan bahwa jiwa itu sudah disucikan sama sekali oleh perilaku yang benar. Ketika orang lain juga bergabung dengan orang banyak yang berkerumun di sekelilingnya, karena mereka sangat tergugah oleh khotbah-khotbahnya Herodes menjadi khawatir. Kefasihan yang begitu besar pengaruhnya pada manusia bisa saja menimbulkan semacam pendurhakaan, karena kelihatannya seakan-akan mereka bersedia dipimpin oleh Yohanes dalam segala sesuatu yang mereka lakukan. Meskipun Yohanes, karena kecurigaan Herodes, dibawa terbelenggu ke Makhaerus, benteng yang telah kami sebut sebelumnya, dan dibunuh di sana, putusan orang Yahudi ialah bahwa kebinasaan yang menimpa bala tentara Herodes telah memulihkan nama baik Yohanes karena Allah merasa pantas untuk menjatuhkan pukulan yang begitu hebat pada Herodes.

Satu-satunya perbedaan yang mungkin di antara cerita Yosefus dan cerita Kitab Injil terdapat dalam gambaran yang diberikan Injil bahwa Herodes membunuh Yohanes atas permintaan Herodias dan putrinya, dan kesedihannya karena permohonan mereka (Matius 14:6-12; Mrk. 6:21-29). Namun, segala sesuatu dapat diselesaikan dengan sempurnanya mengingat dua pengamatan:
(1) Matius 14:5 dan Markus 6:21 menunjukkan bahwa Herodes sudah ingin membunuh Yohanes beberapa waktu sebelum jamuan itu; "Herodes ingin membunuhnya, tetapi ia takut akan orang banyak yang memandang Yohanes sebagai nabi"; dan
(2) Matius 14:6 dan Markus 6:21, "Pada hari ulang tahun Herodes," menunjukkan bahwa paling tidak beberapa waktu telah berlalu di antara" dibawa terbelenggu ke Makhaerus" dan" dibunuh di sana" dalam kisah Yosefus. Selama waktu ini kelihatannya sikap Herodes terhadap Yohanes telah menjadi lunak, padahal Herodias terus berusaha agar dia dihukum mati.

Sekarang, perhatikanlah detail-detail yang cocok sekali dengan Perjanjian Baru; kehidupan benar Yohanes, pemberitaan dan kepopulerannya di antara orang banyak; dan baptisannya yang melambangkan ajaran Perjanjian Baru tentang keselamatan "karena kasih karunia oleh iman" disusul oleh baptisan sebagai ungkapan lahiriah dari, bukan syarat untuk, pembenaran di hadapan Allah. meskipun bagian ini tidak berbicara tentang Yesus, ia memberikan petunjuk bahwa dengan tepat para penulis Injil telah menggambarkan kehidupan tokoh-tokoh yang mereka lukiskan. Apabila kisah mereka tentang Yohanes Pembaptis tepat, mengapa tentang Yesus tidak?

Louis Feldman, Profesor Sastra Yunani dan Romawi kuno pada Universitas Yeshiva dan penerjemah Antiquities edisi Loeb, menyatakan mengenai kesahihan bagian ini, "Tidak banyak orang yang meragukan keautentikkan bagian ini"[9]

Beberapa alasan yang menyebabkan ahli, terutama mereka di bidang mata kuliah Sastra Yunani dan Romawi kuno, menerima bagian ini sebagai autentik meliputi:

(1) Frase "Yakobus, saudara Yesus yang dinamakan Kristus" terlampau netral sehingga tak mungkin disisipkan kemudian oleh seorang Kristen yang ingin menyatakan ke Mesiasan Yesus secara lebih tegas dan juga mengingkari tuduhan-tuduhan terhadap Yakobus. Bagi kita, frase ini menunjukkan kesejarahan Yesus, tetapi baru dalam abad-abad belakangan ini hal tersebut menjadi pokok persoalan. Bagi orang-orang Kristen yang mula-mula, frase ini tidak membuktikan apa-apa, dan tidak akan disisipkan. Karena itu frase ini sudah pasti berasal dari Yosefus sendiri.

(2) Origenes mengacu kepada bagian ini dalam karyanya, Commentaryon Matthew 10.17, dan dengan demikian membuktikan bahwa bagian ini terdapat dalam karya Yosefus sebelum waktunya (kurang lebih tahun 200M). [10]

(3) Pada waktu yang sangat awal kata Kristus mulai digunakan sebagai suatu nama diri di antara orang-orang Kristen bukan Yahudi. Hal ini dapat dilihat dalam Perjanjian Baru, tetapi frase, "dinamakan Kristus," seperti yang dikatakan Paul Winter (bukan orang Kristen tetapi seorang cendekiawan Yahudi yang terkenal), "menyingkapkan pengetahuan penulis bahwa 'Mesias' bukan suatu nama diri, dan karena itu mencerminkan pemakaian orang Yahudi, bukan orang Kristen." (WiP.J 432) Di bagian ini Yosefus hanya membedakan Yesus ini dari tiga belas atau lebih Yesus yang lain yang ia sebutkan dalam tulisan-tulisannya. Menurut Yosefus, Yesus ini adalah orang "yang dinamakan Kristus (yaitu Mesias)."

G.A. Wells mencoba mengubah bagian ini dan membuatnya hanya merujuk kepada seorang pemimpin Yahudi yang bernama Yakobus. Ia mau mencoret kata-kata "saudara Yesus, yang dinamakan Kristus." Akan tetapi, apabila bagian itu hanya mengatakan "Yakobus dan beberapa orang lain" telah ditangkap, pembaca terpaksa akan bertanya, "Yakobus yang mana?" Yakobus adalah nama lain yang sangat umum dan Yosefus hampir selalu memberikan detail-detail untuk menetapkan tokoh-tokohnya dalam sejarah. Apabila Yosefus hanya mengatakan, "Yakobus saudara Yesus," pembaca harus bertanya," Yesus yang mana? Kamu sudah menyebutkan paling tidak tiga belas orang lain yang bernama Yesus." "Yakobus, saudara Yesus, yang dinamakan Kristus" adalah bahasa yang paling teliti yang cocok dengan bagian-bagian lain dari tulisan-tulisan Yosefus, dan para ahli tidak menemukan alasan yang baik untuk meragukan kesahihannya. Karena itu, bagian ini merupakan acuan kuno yang sangat penting kepada Yesus.

Kebanyakan ahli sependapat mengenai satu hal lain tentang acuan Yosefus kepada Yesus bersama dengan Yakobus. Winter mengatakannya begini, "Apabila ... Yosefus mengacu kepada Yakobus sebagai 'saudara Yesus yang dinamakan Kristus,' tanpa berpanjang-panjang lagi, kita harus menganggap bahwa dalam bagian sebelumnya ia sudah bercerita kepada para pembacanya mengenai Yesus sendiri." (WiP.J 432) [11]

G. A. Wells pun mengatakan bahwa "rasanya tak masuk akal bila Yosefus akan menyebutkan Yesus di sini - seakan-akan - secara sambil lalu, ketika ia tidak menyebutkannya di tempat lain."

(WeG.DJE 11) Sudah pasti, Wells sedang berusaha untuk membuktikan bahwa Yesus tidak disebutkan sama sekali oleh Yosefus, tetapi pernyataannya memperlihatkan bahwa bahkan dia mengakui ketidaklengkapan bagian mengenai Yakobus itu tanpa adanya Testimonium. Karena tidak banyak ahli meragukan keautentikan Testimonium tersebut, maka terdapat alasan yang baik untuk menerima keautentikan Testimonium, paling tidak dalam suatu bentuk. R.T France menambahkan:

    Yang penting bagi maksud kita adalah cara Yosefus mencatat gelar ini secara sambil lalu, tanpa memberi komentar atau penjelasan. Istilah "Christos" tidak terdapat di tempat lain dalam tulisan Yosefus, kecuali di bagian yang tidak lama lagi akan kita selidiki. Hal ini sendiri sudah luar biasa, karena kita mengetahui bahwa gagasan-gagasan mesianis, dan istilah "Mesias" sendiri, banyak diselidiki dengan teliti dalam Yudaisme abad pertama. (FrRE 26)

Yosefus, yang menulis demi kepentingan orang Yahudi, tetapi kepada pembaca orang Romawi, mungkin sekali sangat berhati¬hati dalam hal memberi alasan kepada orang Romawi untuk menindas orang Yahudi lebih lanjut. Apabila ia menyebutkan bahwa berulang-ulang muncul mesias di antara orang Yahudi, maka orang Roma akan lebih percaya lagi bahwa orang Yahudi adalah bangsa pembangkang yang harus terus-menerus ditindas. Akan tetapi, ketika Y osefus hendak menulis tentang oknum Yesus pada tahun 93, kekristenan telah cukup menyatu dengan orang bukan Yahudi sehingga ia pasti merasa Yesus sebagai "Christos" tidak merupakan ancaman tindakan balasan Romawi terhadap orang Yahudi. Sebenarnya, ia mungkin merasa bahwa penganiayaan Romawi terhadap orang Kristen (mis., pada tahun 64 di bawah Nero) membantu orang Yahudi dalam perlawanannya terhadap kekristenan. Maka Yosefus hanya mengatakan bahwa Yesus itulah "yang dinamakan Kristus." Dan pembacanya merasa bahwa sebelumnya Yosefus telah memperkenalkan orang ini. Hal ini membawa kita kembali kepada bagian pertama dari tiga bagian yang secara berurutan telah disebutkan di atas.

Bagian #1 - Identitas Yesus: Antiquities 18.3.3 (63-4), lagi, yang dikenal sebagai Testimonium Flavianumberbunyi:

    Kira-kira pada waktu ini hidup Yesus, seorang manusia bijaksana, jika memang ia dapat dikatakan seorang manusia. Karena ia seorang yang mengadakan berbagai perbuatan yang menakjubkan dan seorang guru dari orang-orang yang menerima kebenaran itu dengan senang hati. Ia telah mengambil hati banyak orang Yahudi dan banyak orang Yunani. Ia adalah Mesias. Setelah mendengar dia dituduh 
    oleh orang-orang yang berkedudukan paling tinggi di antara kami, Pilatus menghukum dia untuk disalibkan. Namun, orang-orang yang pertama-tama mengasihi dia tidak berhenti mengasihi Dia. Pada hari yang ketiga Ia menampakkan diri di antara mereka setelah Ia dihidupkan kembali, karena para nabi Allah telah menubuatkan hal ini dan tak terhitung banyaknya hal lain yang menakjubkan tentang diri-Nya. Dan orang Kristen, yang dinamakan demikian menurut Kristus, belum lenyap sampai hari ini.
    [12]


BERBAGAI ARGUMEN YANG MENYOKONG KEAUTENTIKAN TESTIMONIUM

Seperti dalam hal sastra klasik, terdapat bukti manuskrip yang kuat bahwa bagian ini benar-benar ditulis oleh Yosefus. Bagian ini terdapat di dalam semua manuskrip Yosefus yang masih ada, dan Eusebius, yang terkenal sebagai "Bapa Sejarah Gereja," mengutipnya dalam karyanya History of the Church, yang ditulis sekitar tahun 325 TM, dan lagi dalam Demonstration of the Gospel yang ditulis sedikit lebih dahulu. [/color][12] Kosakata dan gaya bahasanya: menurut LOUIS Feldman, seorang penerjemah Loeb, secara mendasar sesuai dengan bagian-bagian lain dari tulisan Yosefus kecuali dalam beberapa hal. (J.A/L 49) France menguraikan:

    Demikianlah penggambaran tentang Yesus sebagai "seorang manusia bijaksana" bukanlah khas Kristen tetapi digunakan oleh Yosefus tentang Salomo dan Daniel, misalnya. Begitu pula, orang Kristen tidak mengacu kepada mukjizat-mukjizat Yesus sebagai "perbuatan-perbuatan yang mengherankan" (paradoxa erga), tetapi ungkapan yang tepat sama digunakan oleh Yosefus tentang mukjizat-mukjizat Elisa. Dan penggambaran orang Kristen sebagai suatu" suku" (phylon) tidak terdapat di tempat lain dalam sastra Kristen kuno, sedangkan Yosefus menggunakan kata tersebut untuk "bangsa" Yahudi dan juga untuk kelompok-kelompok nasional atau umum lainnya. (FrR.E 30)

Tambahan pula, bagian ini terutama menyalahkan penyaliban Yesus pada Pilatus dan bukan pada pemuka-pemuka Yahudi. Hal ini berbeda sekali dengan pemikiran Kristen pada abad ke-2 dan ke-3, yang lebih menyalahkan orang Yahudi sebagai penghasut penyaliban itu. seperti yang dikatakan oleh Winter, "Perbedaan di antara fungsi¬fungsi para iman Yahudi dan Gubernur Romawi menyingkapkan adanya sedikit pengetahuan tentang caranya tindakan-tindakan hukum diambil pada masa Yesus." (WiP.J 433) Ia melanjutkan:

    Sejak masa penulis Kitab Kisah Para Rasul dan Injil keempat, telah ditegaskan oleh para pengkhotbah, apologet, dan sejarawan Kristen, bahwa orang-orang Yahudi telah bertindak, bukan hanya sebagai penuduh Yesus, tetapi juga sebagai hakim dan algojo-Nya. Banyaknya tuduhan terhadap mereka dalam hal ini sungguh mengesankan. Sukar untuk percaya bahwa seorang pemalsu Kristen telah mengarang perkataan yang sedang dibicarakan ini, karena ia cenderung untuk menyanjung status Yesus dan merendahkan status orang-orangYahudi. (WiP.J 433-34)


BERBAGAI KEBERATAN TERHADAP KEAUTENTIKAN TESTIMONIUM

Ada beberapa penyanggahan yang kuat terhadap keautentikan Testimonium, paling tidak seperti yang dikemukakan di atas.

Pertama, sangat tidak mungkin bahwa Yosefus telah menulis tentang Yesus, "Inilah sang Mesias." Bukan saja majikan-majikan Romawinya akan mencurigai dia berkhianat, tetapi ia sendiri tidak memberikan indikasi di manapun bahwa ia seorang Kristen. Lagi pula, Origenes yang menulis sekitar satu abad sebelum Eusebius, mengatakan dua kali bahwa Yosefus "tidak percaya pada Yesus sebagai Kristus." [14]
Kedua, karya Testimonium, seperti yang tertulis di atas, mengandung kosakata lain yang tidak akan diharapkan dari Yosefus, yang oleh para pengeritik bagian tersebut sering dinamakan" seorang Yahudi Ortodoks." Sambil lalu kita memperhatikan bahwa ada sedikit keraguan mengenai betapa ortodoksnya Yosefus itu sebenarnya. Rupanya ia merasa nyaman dengan cara hidup Romawi yang telah diterimanya. Sekalipun demikian, frase-frase seperti "jika memang ia dapat dikatakan seorang manusia," "orang-orang yang menerima kebenaran itu," "seorang yang mengadakan berbagai perbuatan yang menakjubkan," dan "pada hari yang ketiga Ia menampakkan diri di antara mereka setelah Ia dihidupkan kembali", semuanya mengharuskan Yosefus menjadi orang Kristen yang siap sedia untuk menderita karena kesaksiannya. Tambahan pula, hal menghubungkan nubuat-nubuat Perjanjian Lama dengan Yesus menunjukkan bahwa bagian-bagian ini telah ditulis oleh seorang penyalin Kristen di kemudian hari.

Ketiga, apabila bagian itu, seperti yang ada sekarang ini, semula memang berasal dari karya Yosefus, maka Yustinus Martyr, Klemens dari Aleksandria, Tertullianus atau Origenes sudah mengutipnya karena nilai apologetiknya sangat besar." Seperti yang di katakan Lardner:

    Sebuah kesaksian yang begitu menguntungkan Yesus dalam karya-karya Yosefus, yang hidup tidak lama setelah masa Juruselamat kita, yang begitu memahami tindakan-tindakan dalam negerinya sendiri, yang telah menerima begitu banyak dukungan dari Vespasianus dan Titus, pasti tidak akan diabaikan atau disia-siakan oleh apologet Kristen siapapun. (LaN.W 487)

Sekalip.un pen.yanggahan ini merupakan penyanggahan yang berasal dan keheningan, dan sekalipun banyak karya Origenes dan penulis lain yang hilang dalam zaman purbakala dan mungkin telah memuat Testimonium, penyanggahan tersebut tetap masuk akal karena ada banyak bagian dalam karya penulis-penulis yang disebut di atas dan juga penulis lain di mana bagian ini akan sangat berharga untuk membuktikan pendapat mereka.

Akhirnya, ada yang menganjurkan bahwa bagian ini menghentikan aliran normal narasi Yosefus sedemikian rupa sehingga "jika bagian itu dikeluarkan, argumennya dapat berjalan terus menurut susunan yang baik." (WeG.DJE 10) Gordon Stein, menyusul Nathanael Lardner menyatakan bahwa "bagian tersebut muncul di tengah suatu koleksi cerita-cerita mengenai berbagai malapetaka yang menimpa orang-orang Yahudi." (StG.JH 2)


MENJAWAB KEBERATAN-KEBERATAN ITU 

Dari keempat keberatan di atas, yang terakhir dapat ditolak dengan segera. Hanya dua dari lima paragraf dalam bab Yosefus yang memuat Testimonium itu adalah benar-benar merupakan malapetaka. Isi kelima dari bab 3 adalah sebagai berikut: Paragraf satu berbicara mengenai suatu malapetaka yang mungkin, yang dapat di atasi oleh keberanian orang-orang Yahudi ketika mereka mengajukan protes kepada Pilatus. Sebenarnya itu suatu kemenangan, bukan suatu malapetaka. Paragraf dua berbicara mengenai malapetaka orang Yahudi ketika "sejumlah besar dari mereka" terbunuh dan yang lain terluka. Paragraf tiga adalah Testimonium. Paragraf empat menggambarkan kisah godaan seorang wanita suci di kuil Isis di Roma dan sama sekali tidak berhubungan dengan orang Yahudi atau hal lain dalam bab ini.

Akhirnya, paragraf lima menulis tentang pembuangan orang Yahudi dari Roma. Meskipun paragraf empat mulai dengan kata-kata, "kira-kira pada waktu yang sama suatu malapetaka lain yang menyedihkan mengacaukan orang-orang Yahudi," Yosefus menjelaskan bahwa ia sedang mengacu kepada apa yang akan dilukiskannya dalam paragraf lima. Ia mengatakan bahwa ia akan melukiskannya setelah pengalihannya kepada kisah godaan wanita yang suci di kuil Isis. Kisah wanita suci ini yang menempati lebih dari separuh bagian bab tiga, begitu menyimpang dari konteksnya sehingga orang terpaksa mengambil kesimpulan bahwa jika sesuatu harus dikeluarkan dari bab ini maka itulah paragraf empat dan bukan Testimonium. Bagaimanapun, paragraf empat dan bagian-bagian lain seperti itu dalam Antiquities ialah menyatakan bahwa kadang-kadang Yosefus cenderung mencantumkan kisah-kisah kepentingan manusia dalam kronologinya tanpa menghiraukan apakah kisah-kisah tersebut cocok dengan konteks disekitarnya.

Kita harus setuju dengan France ketika ia berkata, "semua ini membuat orang bertanya-tanya bagaimana Wells dapat mengatakan bahwa jika bagian tentang Yesus dikeluarkan, 'argumennya dapat berjalan terus menurut susunan yang baik.'" (FrR.E 28) Karena itu, ada cukup alasan untuk menerima Testimonium, meskipun dalam nada yang lebih netral atau bahkan negatif.

Sebagian terbesar ahli masa kini memilih alternatif ketiga." Ahli-ahli menolaknya sebagai pemalsuan sama sekali atau menerimanya secara menyeluruh, mereka berpendapat bahwa Yosefus pasti telah mengatakan sesuatu tentang Yesus yang kemudian, sesuatu yang sangat disayangkan, telah "dipalsukan" oleh seorang penyalin Kristen. Pendapat ini menjawab tiga keberatan lain terhadap keautentikan di atas, sementara juga menyetujui bukti-bukti yang menguntungkan keautentikan yang juga di kemukakan di atas.

Pendapat ini setuju dengan keberatan yang pertama bahwa Yosefus tidak akan menyebutkan Yesus sebagai "Kristus." Menurut E.M. Blaiklock, Yosefus "boleh jadi menulis' yang dinamakan Mesias,' seperti yang dilakukannya ketika, dua kitab kemudian, ia menyebut Kristus lagi, bersama dengan pembunuhan Yakobus." (BIE.MM 29)

Pernyataan ini bukan saja setuju dengan apa yang mungkin benar-benar dipercayai oleh Yoscfu s, tetapi bersama dengan informasi lainnya dalam Testimonium , pernyataan tersebut memberikan perkenalan yang perlu mengenai Yesus ini yang dibutuhkan dalam kitab 20, ketika Yosephus hanya berkata singkat tentang Dia, "yang dinamakan Kristus."

Terhadap keberatan yang kedua bahwa ada kosakata yang tidak menjadi ciri khas Yosefus, Bruce menerangkan secara ringkas:

    Telah dianjurkan,mengingat konteks di mana Paragraf itu terdapat bahwa apa yg dikatakan dikatakan Yosefus adalah seperti di bawah ini: 
    Kira-kira pada masa ini timbul suatu sumber kesukaran lebih lanjut bernama Yesus, seorang manusia bijaksana yang mengadakan perbuatan¬perbuatan mengherankan, guru orang-orang yang dengan senang hati menyambut hal-hal aneh. Ia menyesatkan banyak orang Yahudi, dan juga banyak orang bukan Yahudi. Dialah yang dinamakan Kristus. Ketika Pilatus, yang bertindak berdasarkan informasi yang diberikan oleh orang-orang terkemuka di antara kami, menghukum dia untuk disalibkan, orang-orang yang dari semula telah mengikut Dia tidak berhenti menyebabkan kesukaran, dan kelompok orang Kristen, yang telah dinamakan menurut Dia, belum lenyap sampai hari inipun.


Corak terjemahan ini mungkin mengungkap maksud Yosefus dengan lebih teliti. Terjemahan ini mengandung empat perbaikan yang ditulis dengan huruf miring. Yang pertama, dianjurkan oleh Robert Eisler (EiR. M 50 dst.; terutarna lihatlah hlm. 45), adalah tambahan frase" suatu sumber kesukaran lebih lanjut" dalarn kalimat pertama. Frase ini menghubungkan paragraf tersebut secara lebih wajar dengan apa yang telah ditulis sebelumnya, karena Yosefus sedang mengisahkan beberapa kesukaran yang timbul selama Pilatus rnenjadi gubernur. Perbaikan kedua, dianjurkan oleh H. ST. J. Thackeray, adalah perkataan "hal-hal aneh" (Yunani, aehte) sebagai gantinya "hal-hal benar" (Yunani:alehte). (ThH, JTM 144 dst.). Sudah pasti kekristenan bagi Yosefus kelihatan lebih aneh daripada benar. Yang ketiga, dianjurkan oleh G.c. Richards dan R. J. H. Shutt, adalah sisipan "yang dinamakan" sebelum "Kristus." (RiG. CN 31:176 dan Rig. TJ 42:70-71) ... Sedikit keterangan kepada nama Tuhan kita sebagai "Kristus" diperlukan di sini; kalau tidak, para pembaca karya Yosefus mungkin tidak akan mengerti bagaimana sebenarnya "kelompok orang-orang Kristen" rnendapat namanya dari Yesus. Yang keempat, bukan suatu perbaikan dalarn arti yang sama dengan yang lain. Yosefus mengatakan bahwa murid-murid Yesus "tidak berhenti," dan kita harus bertanya, "tidak berhenti berbuat apa?" Jawabannya akan sesuai dengan konteks, dan dalam jenis konteks yang kita bayangkan " tidak berhenti menyebabkan kesukaran" memang masuk akal. (BrF.JCO 39-40)

Rekonstruksi Bruce diatas (atau yang lain-lain seperti itu) juga menjawab keberatan kedua terhadap ke autentik an; tak seorangpun dari bapa-bapa gereja yang mula-mula sebelum Eusebius telah mengutip Yosefus. Nilai utama dari bagian tersebut dewasa ini adalah membuktikan keberadaan Yesus dalam sejarah dan beberapa fakta mendasar mengenai kehidupan dan kematianNya di bawah Gubernur Pilatus. Bagaimanapun, karena fakta-fakta ini tidak dibantah pada abad-abad yang dahulu itu, tidak ada alasan bagi salah seorang bapak gereja untuk mengutip Yosefus. Tambahan pula, bagian itu, seperti yang disampaikan oleh Bruce, menunjukkan bahwa Yosefus bukan orang Kristen dan merupakan alasan cukup bagi Origenes untuk mengatakan bahwa Yosefus tidak percaya kepada Yesus sebagai Kristus. Schlomo Pines, seorang cendekiawan Israeli yang terkemuka, menyatakan:

    Sebenarnya, sejauh menyangkut kemungkinan¬kemungkinan, tidak ada orang Kristen yang percaya akan menulis teks yang begitu netral; bagi dia satu-satunya hal penting mengenai teks tersebut ialah pengesahan akan bukti sejarah tentang Yesus. Namun, kenyataannya ialah bahwa persoalan khusus ini baru dimulai pada zaman modern. Musuh-musuh yang paling membenci kekristenan pun tidak pernah meragukan bahwa Yesus benar-benar telah hidup. (PiS.A VT 69)

Dr. James H. Charlesworth dari Princeton Theological Semmary menulis tentang bukti lebih lanjut yang menegaskan kisah Yosefus tentang Yesus:

    Sudah bertahun-tahun saya rindu untuk menemukan teks dari Antiquities Yosefus yang memuat varian-varian dalam Testimonium Flavianum. Lalu, kita mungkin dapat menyokong berbagai pemikiran para sarjana dengan bukti tekstual. Sebenarnya, justru cita-cita inilah yang menguntungkan kami. (ChJ. R 109)


Selanjutnya Profesor Charlesworth menggambarkan sebuah versi Arab abad ke-4 m;ngenai Testimonium tersebut yang terpelihara dalam kitab al- Unwan karya Agapius dari abad ke-ID. Pines menerjemahkan bagian ini:

    Pada waktu ini ada seorang bijaksana yang bernama Yesus. Dan perilakunya baik, dan (ia) terkenal orang yang berbudi luhur. Dan banyak orang dari antara orang Yahudi dan bangsa-bangsa lain menjadi murid-Nya. Pilatus menghukum Dia untuk disalibkan dan mati. Dan orang-orang yang telah menjadi murid-Nya tidak meninggalkan kemuridan-Nya. Mereka melaporkan bahwa Ia menampakkan diri kepada mereka tiga hari setelah penyaliban-Nya dan bahwa Ia hidup; jadi, Ia mungkin adalah Mesias yang dari halnya nabi-nabi telah menceritakan hal-hal ajaib. (PiS. A VT 16)

Suatu versi Testimonium dari abad ke-11, yang disebut Pines sebagai teks Michael, memuat kalimat berikut, "Ia dianggap sebagai Mesias." Pines mengemukakan bahwa kalimat ini mungkin mempertahankan sesuatu yang lebih dekat dengan kalimat asli Yosefus daripada "Ia mungkin adalah Mesias" (seperti yang dikatakan dalam teks bahasa Arab itu).

Menurut Charlesworth, versi bahasa Arab itu" menyediakan dasar kebenaran tekstuai untuk menghilangkan bagian-bagian kristiani dan memperlihatkan bahwa Yosefus boleh jadi telah membahas Yesus dalam Antiquities 18." (ChJ. R 110)

Untuk mengakhiri pembicaraan kita mengenai Yosefus dapat ditambahkan bahwa sebutannya tentang Yesus di bagian yang menyangkut Yakobus benar-benar dapat dipercayai, tetapi sejarawan Earle E. Cairns juga mencatat:

    Sungguhpun orang Kristen telah menambahkan sesuatu pada bagian ini, kebanyakan ahli setuju bahwa informasi mendasar yang baru disebut (bahwa Yesus adalah "orang bijaksana" yang dihukum untuk mati disalib oleh Pilatus) mungkin sekali merupakan bagian dari teks yang asli. Memang, Yosefus bukan seorang sahabat kekristenan, karena itu sebutannya akan Kristus mempunyai nilai sejarah lebih besar. (CaEE.CT 50)




-------------------
Catatan :
[8] Rujukan yang umumnya dikutip para sarjana yang berhubungan dengan naskah Yeremia, misalnya dalam edisi Loeb, adalah XVIlI, 63-64, dan mengacu kepada bagian ke-63 dan ke-64 dari kitab 18 dalam naskah Yunani Antiquities. Kami akan memberi kedua rujukan itu dalam semua kutipan yang berikut, dengan mengutip rujukan yang dipakai oleh naskah Yunani dalam tanda kurung. Jadi, bagian ini adalah 18.3.3. (63-64).

[9] Yosefus, Antiquities, Loeb Edition, vol. IX, hlm. 496. 
NathanieI Lardner (lihat LaN.W) adalah salah satu dari sedikit orang yang berpendapat bahwa penyebutan Yakobus dan Yesus di bagian ini telah ditambahkan oleh para penyalin Kristen beberapa waktu sebelum tahun 200 TM. Lardner merasa bahwa kisah Yosefus tentang kematian Yakobus tidak cocok dengan kisah Hegessipus, yang terdapat dalam The History of the Church 2.23. [AS] dari Eusebius. T eta pi jelas tidaklah demikian, karena kisah Y osefus terutama berhubungan dengan kegiatan Ananias dan penyingkirannya dari keimaman. Perajaman Yakobus merupakan satu rincian yang terdiri dari satu kalimat dalam kisah tersebut. Di pihak lain, Hegessipus memusatkan perhatian pada pribadi Yakobus dan mengembangkan konteksnya agak luas. Ia menegaskan segala sesuatu yang dikatakan Yosefus, yaitu bahwa Yakobus diserahkan untuk dirajam, tetapi menambahkan rincian bahwa beberapa anggota Sanhedrin tertentu ingin memakai Yakobus untuk membujuk orang banyak agar berpaling dari Kristus; bahwa sebelum Yakobus dirajam ia telah dibuang dari tembok lindung yang rendah di atas tembok kota; bahwa karena ia masih hidup setelah jatuh, ia dirajam sementara ia berdoa mohon pengampunan bagi para pelaksana hukumnya; dan karena tetap masih hidup, kematiannya diselesaikan dengan satu pukulan di kepalanya dengan pentungan. Kisah-kisah itu sangat cocok. Kisah-kisah itu hanya saling bertentangan bila dipaksa untuk mengatakan apa yang mereka tidak katakan. Lagipula, jika seorang penyusup kristiani kemudian menyisipkan nama Yakobus ke dalam kisah Yosefus pada tempat ini, orang akan berpikir bahwa ia akan berusaha lebih sungguh-sungguh untuk membuat kisah kematian Yakobus lebih sejajar dengan kisah yang diberikan oleh Hegessipus. Sebagaimana keadaan kedua kisah itu sekarang yang masing-masing menceritakan rincian yang berbeda, tetapi yang tidak saling bertentangan, buktinya sama meyakinkan seperti yang dapat diharapkan dan kedua kisah itu dapat diterima sebagaimana ada. 

[10] Origenes (maupun Eusebius satu abad kemudian) juga mengutip Yosefus yang berkata, "Hal-hal ini terjadi pada orang-orang Yahudi sebagai pembalasan karena Yakobus yang benar. Yakobus adalah saudara Yesus yang dinamakan Kristus, yang meskipun ia adalah manusia yang paling benar, orang Yahudi telah membunuh dia. (Against Ce/sus 1. 47, di RoA.ANF [AS]).

[11] Paul Winter, "Excursus II - Yosefus tentang Yesus dan Yakobus." Artikel ini merupakan sumber bibliografi yang berharga. Winter mencatat 47 karya acuan yang paling penting tentang persoalan ini: 9 karya membela keauntetikan Testimonium, 17 menentang keautentikan itu, dan 21 mempertahankan bahwa bagian itu aslinya terdapat dalam karya Yosefus, tetapi itu hanya dilunakkan, bukan disisipkan, oleh seorang penyalin yang kemudian.

[12] Yosefus, Antiquities, edisi Loeb. Karena bagian ini diperdebatkan banyak orang, kami telah menggunakan terjemahan yang dianggap paling dapat dipercaya. 

[13] Eusebius, The History of the Church 1. 11. 7; Demonstration of the Gospe/ 3 .5. 105. [AS]

[14] Origenes, Against Ce/sus 1. 47 dan Commentaryon Mattew 10. 17, in RoA.ANF. [AS]

[15] Pentinglah untuk memperhatikan bahwa nilai apologetika untuk oran?-orang Kristen awal ini bukanlah kesejarahan Yesus, melainkan bahwa seseorang dalam kedudukan yang di hormati di kekaisaran Romawi akan memandang dengan menyenangkan pada pribadi dan ajaran Yesus. Kesejarahan Yesus baru menjadi masalah pada abad-abad belakangan ini.

[16] Rupanya orang ingin menolak seluruh bagian ini terbiasa menulis seakan-akan semua sarjana lain akan mendukung mereka. Tidaklah demikian.Kebanyakan sarjana yang telah menyelidiki persoalan ini mendukung alternatif yang ketiga. Untuk menemukan bibliograli yang sangat baik dan dihormati dari para sarjana yang mendukung berbagai pendirian, lihatlah WiP.J di ScE.HJP/73 428-430


==================================================================================


BANTAHAN :



Kita akan melihat dari berbagai sudut pandang mengenai tulisan Josefus ini...
Bp mengatakan  "Dari keempat keberatan di atas..."
Bukan hanya 4 keberatan, tapi ada lebih dari 10 keberatan para sejarawan peneliti segala tulisan Josefus itu, disini khususnya pada bagian Antiquities, coba kita perhatikan secara cermat pembahasan ini :


Bagian berikut ini ditemukan dalam manuskrip Yunani yang masih ada dari Yosefus(Ambrosianus pada abad ke-11, Vaticanus di abad ke-14, dan Marcianus pada abad ke-15). Bagian ini dikutip oleh Eusebius pada abad keempat: di Demonstrasi Injili 3,5,dalam Ecclesiastical History 1.11, dan di Teofani.

Antiquities 18.3.3. "Sekarang ada sekitar saat ini Yesus, seorang yang bijaksana, jikaitu halal memanggilnya manusia, karena ia adalah pelaku karya-karya indah, seorangguru laki-laki seperti menerima kebenaran dengan senang Dia menarik.menghampirinya baik Banyak orang Yahudi, dan banyak bangsa-bangsa lain Dia adalah Kristus,. dan ketika Pilatus, atas saran orang-orang utama di antara kita, telahmengutuk dia salib, orang-orang yang mencintai dia di pertama tidak meninggalkandia, karena ia tampak kepada mereka hidup kembali pada hari ketiga, seperti para nabi ilahi telah menubuatkan hal ini dan sepuluh ribu hal-hal indah lainnya mengenaidia, dan suku Kristen, dinamakan demikian darinya, tidak punah sampai hari ini ".


Berikut adalah teks dalam bahasa Yunani :

Ginetai de kata touton ton chronon Iesous Sophos Aner, eige andra waktu malamlegein chrê: en gar ergon poiêtês paradoxôn, didaskalos anthrôpôn ton hêdonêitalêthê dechomenôn, pria pollous kai Ioudaious, pollous de kai tou Hellênikouepêgageto: ho khristos houtos en. kai waktu malam endeixei ton proton andrônnominal 'hêmin staurôi epitetimêkotos Pilatou ouk epausanto hoi untuk protonagapêsantes: ephanê gar autois tritên Echon hêmeran Palin zon ton theiôn prophêtôntauta te kai alla Muria eirêkotôn autou peri thaumasia. Eti eis te biarawati tonChristianôn apo toude ônomasmenon ouk epelipe untuk phulon.







Pendapat atas keaslian bagian ini adalah bervariasi. Louis H. Feldman disurveiliteratur yang relevan 1937-1980 dalam Josephus dan Modern Beasiswa. Feldmanmencatat bahwa 4 sarjana menganggap Flavianum testimonium sebagai seluruhnyaasli, 6 sebagai sebagian besar asli, 20 menerimanya dengan beberapa interpolasi, 9dengan beberapa interpolasi, dan 13 menganggapnya sebagai benar-benarinterpolasi.

Dalam membaca saya sendiri tiga belas buku sejak tahun 1980 yang menyentuhbagian itu, sepuluh dari tiga belas berpendapat testimonium yang akan sebagian asli,sedangkan tiga lainnya menjaga ke sepenuhnya palsu. Kebetulan, tiga buku yang sama juga berpendapat bahwa Yesus tidak ada. Dalam satu buku, oleh Freke danGandy, penulis pergi begitu jauh dengan menyatakan bahwa tidak ada "sarjanaserius" percaya bahwa bagian itu telah keaslian (hal. 137), yang merupakanmisrepresentasi serius.

Tidak mungkin bahwa bagian ini adalah sepenuhnya asli. Sangat tidak mungkinbahwa Josephus, seorang Yahudi percaya yang bekerja di bawah Roma, akanmenulis, "Ia Mesias." Hal ini akan membuat dia mencurigai pengkhianatan, namun di tempat lain ada indikasi bahwa ia adalah seorang Kristen. Memang, dalam PerangYahudi, Yosefus menyatakan bahwa Vespasianus memenuhi nubuat mesianis.Selanjutnya, Origen, menulis tentang abad sebelum Eusebius, mengatakan dua kalibahwa Yosefus "tidak percaya pada Yesus sebagai Kristus."

Entah bagian ini menerima beberapa glosses, atau bagian itu dimasukkan di sinisecara keseluruhan. Mereka yang mendukung keaslian parsial biasanya braket frase"jika itu halal memanggilnya seorang pria," "Dia adalah Kristus," dan "karena iamuncul kepada mereka hidup kembali pada hari ketiga, seperti para nabi ilahi telahmenubuatkan hal ini dan sepuluh thousan hal-hal indah lainnya mengenai dia. "

Ada beberapa argumen berkualitas yang bertujuan untuk menunjukkan bahwa testimonium tersebut Flavianum sepenuhnya palsu.
1.Kadang-kadang berpendapat bahwa kalimat "untuk hari ini" pada akhir dari bagian itu menunjukkan perspektif seorang penulis yang sedang menulis lama setelah kejadian tersebut dan bahwa Josephus terlalu dekat pada waktunya untuk membuatnya dipercaya bahwa ia akan menggunakan ekspresi. Sebaliknya, rentang waktu 60 tahun setelah kematian Yesus cukup untuk menyebabkan beberapa kejutan pada kelangsungan hidup kultus. Menurut pidato Gamiliel dalam Kisah 5:35-39, gerakan yang paling dibubarkan tak lama setelah kematian pemimpin.2.Hal ini sering dikatakan bahwa Yesus adalah deskripsi singkat yang luar biasa untuk Josephus. Misalnya, Yosefus mencurahkan dua kali lebih banyak ruang dengan deskripsi Yohanes Pembaptis. Meskipun sugestif, argumen ini tidak konklusif.Profesor Sanders menganggap bagian ini menjadi "bukti terbaik tujuan pentingnya Yesus selama masa hidupnya Injil menciptakan kesan bahwa seluruh rakyat itu amat sangat tertarik pada Yesus dan apa yang terjadi padanya.. Tentu saja dia menarik perhatian. Tapi jika kita mengukur dampak umum dari tokoh kenabian oleh tingkat gangguan mereka disebabkan, kita akan menyimpulkan bahwa Yesus adalah kurang penting di mata sebagian besar orang sezamannya dari pada Yohanes Pembaptis dan Mesir ... " (Hal. 50-51)3.Earl Doherty berpendapat: "Dalam bagian pada Pilatus dalam Perang sebelumnya Yahudi, yang ditulis pada tahun 70-an, Josephus menguraikan dua insiden yang sama dengan yang ia mulai bab 3 dari Buku 18 di Barang Antik orang Yahudi, insiden yang menyebabkan keributan di Yudea selama gubernur Pilatus Dalam Antiquities,. deskripsi ini segera diikuti oleh testimonium tentang Yesus. Dalam Perang Yahudi (2.9/169-177) tidak menyebutkan Yesus disertakan. (Hal. 222) ini juga sugestif tapi tidak meyakinkan. Robert Grant mencatat bahwa "tidak satupun dari mereka [Yohanes Pembaptis, Yakobus, atau Yesus] adalah ditemukan dalam bagian paralel dalam bukunya Perang sebelumnya;. Mungkin orang Kristen telah menjadi lebih penting dalam interval" (Hal. 291)4.Kadang-kadang mengklaim bahwa naskah sebelum Eusebius tidak memiliki bagian yang bersangkutan. Ini tidak benar, tidak ada naskah yang masih ada sebelum Eusebius. Hal ini juga kadang-kadang menunjukkan bahwa Josippon, versi Ibrani Josephus abad pertengahan, tidak memiliki bagian yang bersangkutan. Namun, Josippon tergantung pada teks Antiquities diawetkan oleh orang Kristen, sehingga jelas bahwa penulis Josippon tidak mewakili tradisi naskah independen melainkan sengaja menghilangkan bagian itu.



5. R. Joseph Hoffmann mencatat: "Selanjutnya, bahasa yang digunakan untuk menggambarkan Yohanes sangat dekat dengan bahasa yang digunakan untuk menggambarkan Yesus, sehingga beberapa berteori bahwa versi asli dari Antiquities tidak membawa rujukan kepada Yesus sama sekali." (Hal. 54)Dalam Ecclesiastical History 1.11, Eusebius menulis: "Setelah hal-hal yang berkaitan tentang Yohanes, ia membuat menyebutkan Juruselamat kita dalam pekerjaan yang sama, dalam kata-kata berikut ..." Hal ini menunjukkan kemungkinan bahwa testimonium itu dimasukkan dalam beberapa naskah setelah petikan tentang Yohanes.
6. Louis H. Feldman menulis (Josephus, Yudaisme dan Kristen, hal 57): "Fakta bahwa isi tabel kuno, sudah disebut dalam versi Latin dari abad kelima atau keenam, menghilangkan menyebutkan Testimionium (walaupun, diakui , adalah selektif, kita harus merasa sulit untuk percaya bahwa suatu bagian yang luar biasa akan diabaikan oleh siapa saja, apalagi oleh seorang Kristen, meringkas karya) adalah indikasi lebih lanjut bahwa tidak ada pemberitahuan tersebut ... " Saya menganggap ini sebagai bagian penting dan kuat bukti, meskipun satu yang tidak mendapatkan banyak perhatian.


7. Dikatakan bahwa referensi untuk "suku orang Kristen dinamakan demikian dari dia" mengharuskan frase sebelumnya "Dia adalah Kristus."Meier menulis: "Tapi sebagai Andre Pelletier menunjukkan, sebuah studi tentang gaya Josephus dan penulis lain pada masanya menunjukkan bahwa kehadiran 'Kristus' tidak dituntut oleh pernyataan terakhir tentang orang-orang Kristen yang 'bernama setelah dia." Pada saat-saat baik Josephus dan Yunani-Romawi penulis (misalnya, Dio Cassius) menganggap peragaan pengetahuan yg menjemukan untuk menyebutkan secara eksplisit siapa orang yang setelah beberapa orang lain atau tempat ini dinamai, itu akan dianggap penghinaan kepada pengetahuan dan budaya pembaca untuk mengeja sebuah koneksi yang diambil untuk diberikan. " (Hal. 61)
Jawaban ini terlihat tidak cukup. poin Pelletier keluar contoh Antiquities 17.5.1, dimana Josephus menjelaskan nama sebastos port dengan mengatakan: "Herodes, setelah itu dibangun dengan biaya besar, menamainya sebastos untuk menghormati Kaisar." Josephus daun keluar penjelasan teknis bahwa nama kehormatan Caesar dalam bahasa Latin adalah Augustus, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani sebagai sebastos. Dapat diasumsikan bahwa pembaca akan menyadari judul Caesar. Namun, tidak dapat diasumsikan bahwa pembaca akan menyadari bahwa Yesus dikenal sebagai Kristus.
Beberapa orang akan menghindari masalah ini dengan menggantikan "Dia diyakini sebagai Kristus" atau "Dia adalah Kristus yang disebut" di tempat kalimat, "Ia Kristus." Hal ini dimungkinkan, meskipun tidak tanpa masalah. Meier berpendapat bahwa pernyataan "tampaknya keluar dari tempat di posisi sekarang dan mengganggu aliran pemikiran. Jika itu hadir di semua, orang akan berharap terjadi segera setelah baik 'Yesus' atau 'orang bijak,' di mana identifikasi lebih lanjut akan masuk akal. Karena itu, bertentangan dengan Dubarle, saya menganggap semua usaha untuk menyimpan pernyataan dengan memperluas ke sesuatu seperti 'dia dianggap Mesias untuk menjadi sakit disarankan tersebut ekspansi, meskipun disaksikan di beberapa ayah Gereja (. Jerome terkenal), hanya kemudian perkembangan dalam tradisi. " (Hal. 60) Hal ini juga bermasalah bahwa Yosefus akan memperkenalkan istilah Kristus di sini tanpa penjelasan tentang artinya.Masalah ini akan dipertimbangkan secara lebih rinci dalam kaitannya dengan bagian 20.9.1.



8. Steve Mason menyatakan: "bagian ini tidak terlalu pas dengan konteksnya dalam Antiquities 18 Josephus berbicara tentang gejolak, tetapi tidak ada pergolakan di sini Dia menunjuk kebodohan pemberontak Yahudi, gubernur, dan onar pada umumnya,.... namun bagian ini benar-benar mendukung baik Yesus dan para pengikutnya. Logikanya, apa yang harus muncul dalam konteks ini harus menyiratkan beberapa kritik dari para pemimpin Yahudi dan / atau Pilatus, tetapi Josephus tidak membuat kritik seperti eksplisit. Ia hanya mengatakan bahwa mereka yang mencela Yesus adalah 'orang terkemuka di antara kita. " Jadi, tidak seperti episode yang lain, yang satu ini tidak memiliki pelajaran, moral tidak ada. Meskipun Yosefus mulai paragraf berikutnya dengan berbicara tentang 'lain kemarahan' yang menyebabkan kegemparan di antara orang-orang Yahudi pada waktu yang sama (18,65), tidak ada dalam ayat ini yang menggambarkan apapun kemarahan. " (Hal. 165)



Earl Doherty berpendapat: "GA Wells dan lain-lain berpendapat bahwa kelangsungan mengapit bagian terbaik ketika tidak ada bagian tentang campur tangan Yesus Pemikiran akhir dari ayat sebelumnya mengalir secara alami ke dalam kata-kata berikut satu, sedangkan pembukaan yang terakhir. ayat tidak sesuai sebagai tindak lanjut dari kalimat penutupan testimonium tersebut. Argumen ini agak marah oleh fakta bahwa sejak dahulu tidak memiliki konsep catatan kaki, bahan digressional harus dimasukkan ke dalam teks utama, karena tidak ada tempat lain untuk meletakkannya. Namun, orang mungkin bertanya apakah testimonium harus dipertimbangkan bahan digressional, karena dilanjutkan dengan tema kegiatan Pilatus dan kesengsaraan tentang berbagai yang menimpa orang Yahudi Satu juga. mungkin mengatakan bahwa, penyimpangan atau tidak, sekali Josephus telah tertulis itu, kata-katanya membuka pada paragraf berikutnya seharusnya tercermin, bukan diabaikan, paragraf pada Yesus. " (Hal. 207)
Fakta bahwa Josephus adalah rentan terhadap penyimpangan tidak memungkinkan yang bisa Josephus telah memasukkan bagian ini di sini hanya karena hal ini berkaitan dengan Pilatus. Meier menyarankan penjelasan sebagai berikut: "Dalam kasus ini, orang bertanya-tanya apakah ada link yang lebih besar perlu ada untuk Josephus daripada fakta bahwa akun Yesus (yang disalibkan oleh Pilatus) didahului oleh cerita tentang Pilatus di mana banyak orang Yahudi terbunuh (Ant. 18.3.2, 60-62) dan diikuti oleh sebuah cerita di mana penipu tersebut dihukum dengan penyaliban. " (Hal. 86)
Namun, kesulitan sesungguhnya tidak bahwa isi testimonium hanya tangensial terkait dengan konten sekitarnya; kesulitan sesungguhnya adalah cara yang Yosefus dimulai paragraf berikutnya dengan referensi untuk "kemarahan yang lain," referensi yang melompati testimonium yang sepenuhnya dan menunjuk ke bagian sebelumnya.
9. Tidak ada bentuk testimonium Flavianum dikutip dalam karya-karya yang masih ada Justin Martyr, Theophilus Antiochenus, Melito dari Sardis, Minucius Felix, Irenaeus, Clement dari Alexandria, Julius Africanus, Pseudo-Justin, Tertullian, Hippolytus, Origenes, Methodius, atau Lactantius. Menurut Michael Hardwick dalam Josephus sebagai Sumber Bersejarah di Patristik Sastra melalui Eusebius, masing-masing penulis menunjukkan keakraban dengan karya-karya Yosefus.
Jeffery Jay Lowder menulis:.. "Dengan asumsi bahwa rekonstruksi kontemporer dari bagian ini adalah akurat, sulit untuk membayangkan mengapa bapak-bapak gereja mula-mula akan dikutip seperti sebuah bagian Teks asli mungkin tidak melakukan apa pun lebih dari menetapkan Yesus historis Karena kita tidak memiliki bukti bahwa historisitas Yesus dipertanyakan dalam abad pertama, kita tidak perlu heran bahwa bagian itu tidak pernah dikutip sampai abad keempat. "
John P. Meier berpendapat:. "Satu penjelasan yang mungkin keheningan ini akan cocok dengan baik dengan rekonstruksi saya testimonium dan isolasi saya tentang interpolasi Kristen Jika sampai sesaat sebelum waktu Eusebius testimonium yang tidak memiliki tiga interpolasi Kristen saya kurung, yang Bapa Gereja tidak akan terlalu bersemangat untuk mengutip itu; untuk itu sangat mendukung kepercayaan Kristen arus utama dalam Yesus sebagai Anak Allah yang bangkit dari kematian ini akan menjelaskan mengapa Origen pada abad ke-3d menegaskan bahwa Josephus tidak percaya Yesus. . sebagai Mesias (Komentar tentang Matius 10.17; Kontra Celsum 1,47) Teks Origen tentang testimonium itu hanya bersaksi, di mata Kristen, untuk ketidakpercayaan Josephus '- bukan alat menyesali berguna dalam menangani orang kafir atau alat yang berguna dalam kontroversi polemik kristologis antaraorang Kristen. " (Hal. 79)Earl Doherty counter: "argumen Meier adalah bahwa para Bapa Kristen akan mengakui bahwa Josephus tidak menerima Yesus sebagai Mesias dan Anak Allah, atau percaya bahwa ia telah bangkit dari antara orang mati The testimonium menyaksikan untuk ketidakpercayaan Josephus 'dan karena itu dihindari. Tetapi jika nilai apologis telah menemukan ini membingungkan dalam non-Kristen.? Mereka ditangani dengan ketidakpercayaan setiap hari, yang dihadapi itu kepala di, mencoba untuk melawan dan bahkan menang atas lawan pekerjaan utama. Justin, Dialog dengan Trypho Yahudi, tidak hanya itu Origenes,. dalam konfrontasi sendiri dengan Celsus, tidak menghindar dari Josephus mengkritik untuk menghubungkan kejatuhan Yerusalem untuk hukuman Tuhan pada orang-orang Yahudi atas kematian James, bukan atas kematian Yesus (lihat di bawah). Bahkan, Origenes mengacu pada titik yang sangat yang Meier menunjukkan tafsir Kristen menghindar dari, bahwa Josephus tidak percaya pada Yesus sebagai Mesias Hampir tidak. Tampaknya keheningan di Antiquities 18.3.3 oleh semua apologis sebelum Eusebius dapat dijelaskan dengan cara ini . " (Hal. 209-210)
Jadi ada beberapa penyebab Bapa Gereja awal untuk memiliki dikutip dari testimonium direkonstruksi. Pertimbangkan Origen, yang dikutip dari Barang Antik orang Yahudi dalam rangka membentuk sejarah keberadaan Yohanes Pembaptis meskipun tidak ada bukti bahwa historisitas Yohanes Pembaptis dipertanyakan. Jika Origen menemukan itu berguna untuk mengutip Josephus dalam rangka membangun historisitas Yohanes, berapa banyak lagi sehingga Origen akan bersemangat untuk mengutip Josephus dalam rangka membangun historisitas Yesus? Memang, Origen mengutip Josephus untuk menetapkan keberadaan Pembaptis meskipun Celsus mewakili Yahudi dalam wacana sebagai menerima historisitas Yohanes (Contra Celsus 1.47). hibah Celsus bahwa Yesus melakukan "mukjizat" demi argumen tapi atribut mereka untuk sihir. Menariknya, motif Eusebius 'untuk mengutip Josephus dalam Demonstrasi Injili justru untuk menetapkan bahwa Yesus melakukan mujizat yang benar, bukan hanya untuk menetapkan historisitas Yesus. Jadi, ada motif untuk Bapa Gereja awal untuk memiliki mengutip testimonium direkonstruksi.


10. Steve Mason menunjukkan beberapa cara di mana testimonium menyimpang dari gaya Josephan.Pertama, Mason menulis:Menggunakan kata-kata dalam cara yang tidak karakteristik Josephus. Sebagai contoh, kata yang diterjemahkan "pekerja" dalam kalimat "pekerja dari perbuatan yang luar biasa" adalah poietes dalam bahasa Yunani, dari yang kita dapatkan "penyair." Secara etimologis, itu berarti "orang yang tidak" dan sehingga dapat merujuk pada apapun "pelaku." Tapi di hari Josephus 'itu sudah datang untuk memiliki referensi khusus untuk penyair sastra, dan itu adalah bagaimana ia konsisten menggunakannya di tempat lain (sembilan kali) - untuk berbicara tentang penyair Yunani seperti Homer. (Hal. 169)Kedua, Mason mengamati:Perhatikan lebih lanjut bahwa ungkapan "mereka tidak berhenti" harus diselesaikan oleh penerjemah, karena dibiarkan tidak lengkap dalam teks; tindakan yang pengikutnya berhenti harus dipahami dari frase sebelumnya. Hal ini seperti yang aneh dalam bahasa Yunani seperti di Inggris, dan seperti konstruksi tidak ditemukan di tempat lain secara tertulis Josephus '. (Hal. 169)Ketiga, Mason berpendapat:Sekali lagi, kalimat "suku Kristen" adalah aneh. Josephus menggunakan kata "suku" (phyle) kali lainnya sebelas. Setelah itu menandakan "gender," dan sekali "kawanan" belalang, tetapi biasanya signfies orang yang berbeda, ras, atau kebangsaan: orang-orang Yahudi adalah "suku" (Perang 3,354, 7,327) sebagai adalah Taurians (Perang 2,366) dan Partia (Perang 2,379). Sangat aneh bahwa Yosefus harus berbicara tentang orang-orang Kristen sebagai kelompok ras yang berbeda, karena ia baru saja mengatakan bahwa Yesus adalah orang Yahudi dikutuk oleh para pemimpin Yahudi. (Perhatikan, bagaimanapun, bahwa beberapa penulis Kristen dari masa kemudian datang untuk berbicara tentang kekristenan sebagai "ras ketiga.") (Hal. 169-170)Akhirnya, ada kekhasan dengan mengacu pada "orang utama di antara kita."Yosefus tempat lain mengacu pada "laki-laki utama," tetapi Josephus konsisten mengacu pada orang-orang utama "dari Yerusalem" atau "kota," menggunakan frase dan bukan orang pertama jamak. Dalam otobiografinya, Josephus merujuk kepada "orang-orang utama kota itu" (2), "kepala orang-orang Yerusalem" (7), "orang-orang utama kota itu" (12), "orang-orang utama milik kota "(12)," orang-orang utama kota itu "(12), dan" orang-orang utama Yerusalem "(44). Dalam setiap kasus Josephus mengidentifikasi orang-orang terkemuka sebagai milik Yerusalem.

11.Ken Olson menunjukkan beberapa cara di mana testimonium sejajar dengan gaya dan argumen dari Eusebius dari Kaisarea.



Olson menulis: Dalam Adversus Hieroclem Eusebius berpendapat bahwa jika ia harus menerima prestasi supranatural dihubungkan dengan Apollonius, ia harus menganggap dia sebagai [wizard] GOHS daripada orang bijak (AH 5), di sini ia telah Josephus menyebut Yesus sebagai 'orang bijak' dan demikian, secara implisit, bukan GOHS.Olson menyatakan:Istilah ini PARADOXWN ERGWN POIHTHS adalah nyata Eusebian. POIHTHS pernah terjadi pada Josephus dalam arti "pembuat" daripada "penyair," dan satu-satunya waktu Josephus menggabungkan bentuk PARADOXOS dan POIHW itu adalah dalam arti "bertindak bertentangan dengan adat" (AJ 12,87) daripada "membuat mukjizat . " Menggabungkan bentuk PARADOXOS dan POIHW dalam arti "keajaiban-pembuatan" adalah sangat umum dalam Eusebius, tetapi ia tampaknya cadangan tiga kata PARADOXOS, POIHW, dan ergon, yang digunakan bersama-sama, untuk menggambarkan Yesus (DE 114-115, 123, 125, HE 1.2.23)
Olson berpendapat:lawan Eusebius 'tidak menyangkal bahwa Yesus disalibkan oleh Romawi dan penguasa Yahudi, ini mungkin merupakan bagian utama dari argumen mereka bahwa Yesus adalah GOHS. Eusebius, bagaimanapun, cerdik membalikkan argumen ini. Jika Yesus telah penipu, dan para pengikutnya telah penyesat, tidak akan diri-bunga telah memaksa mereka untuk meninggalkan ajaran-ajarannya setelah mereka menyaksikan cara kematiannya di tangan pemerintah? Fakta bahwa mereka tidak meninggalkan Yesus setelah menyaksikan hukuman ia membawa atas dirinya hanya bisa berarti bahwa para murid telah mengakui beberapa keutamaan dibandingkan yang lebih besar normal pada guru mereka. Argumen ini dikembangkan pada panjang lebar di DE 3.5, tetapi Saya akan mengutip hanya bagian dari itu di sini, "Mungkin Anda akan mengatakan bahwa sisanya penyihir tidak kurang dari panduan mereka Ya -. Tapi pasti mereka semua melihat akhir guru mereka, dan kematian yang Dia datang Mengapa setelah melihat akhir menyedihkan itu mereka berdiri di tanah mereka?. " (D.E. 111).Olson menyimpulkan: "testimonium mengikuti garis Eusebius 'argumen di Demonstratio sehingga erat bahwa tidak hanya sangat tidak mungkin bahwa itu bisa saja ditulis oleh Josephus, tetapi tidak mungkin hal itu bisa saja ditulis oleh setiap orang Kristen lainnya, atau bahkan oleh Eusebius untuk pekerjaan lain. Tidak ada dalam bahasa atau isi testimonium, karena muncul dalam Evangelica Demonstratio, yang menunjukkan bahwa itu adalah sesuatu selain komposisi yang benar-benar Eusebian. "


12. Ken Olson menunjukkan beberapa cara di mana testimonium sejajar dengan gaya dan argumen darEarl Doherty menyatakan: "seluruh jangka waktu seperti 'asli' tidak berdering jika benar untuk Josephus Dalam kasus setiap lain calon pemimpin populer mesias atau bertentangan dengan atau dieksekusi oleh Roma, dia tidak ada tapi jahat untuk mengatakan.. Memang, ia mengutuk gerakan seluruh agitator populer dan pemberontak sebagai kutukan abad ini mengarah pada kehancuran Bait Allah, kota itu sendiri, negara Yahudi.. Dan belum yang 'otentik' testimonium akan membutuhkan kita percaya bahwa ia membuat beberapa jenis pengecualian bagi Yesus. " (Hal. 210-211)



Doherty berpendapat: "Untuk menilai dengan 'catatan sendiri dalam Injil dan bahkan beberapa dari surat-surat,' orang-orang Kristen suku Kristen pada akhir abad pertama itu masih satu kuat apokaliptik Diharapkan penggulingan kekaisaran dan.didirikan kewenangan, bersama dengan transformasi dunia ke dalam Kerajaan Allah Apa yang akan menyebabkan Yosefus untuk perceraian ini pandangan Kristen yang berlaku - di mana dia akan merasa apa-apa kecuali muak -. dari penilaiannya pendiri gerakan "? (Hal. 212)
Crossan menekankan bahwa gambaran Yesus oleh Josephus adalah "hati-hati dan sengaja netral," menunjukkan "ketidakberpihakan prudent" pada bagian-Nya (Yesus: Sebuah Revolusioner Biografi, hal 162-163)Namun, tidak ada alasan untuk Josephus untuk Yesus tentang netral. 

Doherty berpendapat : pembacanya, terutama Romawi, beberapa Yahudi. Apa alasan yang akan dia memiliki karena, dalam kalimat Meier's, "sengaja ambigu"? Dia tidak ada rasa takut dari orang-orang Kristen, dan tidak ada alasan untuk mempertimbangkan perasaan mereka. Terlepas dari apa yang mungkin berpikir tentang karakter Pilatus, jika Pilatus telah mengeksekusi Yesus, maka harus telah - di Romawi resmi dan mata Flavianus - justifikasi untuk melakukannya. Penyaliban adalah hukuman bagi pemberontak, dan penyaliban Yesus akan telah dianggap sebagai bagian dari kampanye yang sedang Roma untuk menangani masalah waktu bermasalah di provinsi bermasalah. (Hal. 213)Dengan demikian, fakta bahwa testimonium direkonstruksi tidak ada tetapi hal-hal baik tentang Yesus cenderung untuk bekerja dalam mendukung inauthenticity nya.Pertimbangkan referensi kepada Yesus sebagai "orang bijak" (Sophos Aner).Josephus ini frase di tempat lain untuk worthies seperti Raja Salomo (Ant. 8,53) dan nabi Elisa (Ant. 9,182) cadangan. Mason catatan, "Jika Josephus mengatakan, itu adalah jangka waktu pujian yang tinggi." (Hal. 171) Tetapi terbayangkan bahwa Yosefus harus memiliki pujian yang tinggi tersebut untuk orang yang hanya diberikan ruang yang begitu kecil dan yang dikaitkan dengan karakteristik negatif seperti (untuk Yosefus) sebagai nubuat apokaliptik dan pembersihan Bait Allah.








Dan ke 12 argumen bantahan ini belum ditanggapi lagi oleh para Theolog,sarjana arkeologi, atau sejarawan Kristen secara konkret. Jadi, jangan percaya saja pada pendeta ya...Mandirilah.
Sumber :



  1. Carr, Steven. "First Response by Steven Carr." (URL:<http://www.bowness.demon.co.uk/marston2.htm>, 2000).
  2. Charlesworth, James H. Jesus within Judaism: New Light from Exciting Archaeological Discoveries (New York: Doubleday, 1988).
  3. Crossan, John D. The Historical Jesus: The Life of a Mediterranean Jewish Peasant (San Francisco: HarperCollins, 1991).
  4. Crossan, John D. Jesus: A Revolutionary Biography (San Francisco: HarperCollins, 1994).
  5. Davies, W. D. Invitation to the New Testament, a Guide to its Main Witnesses (Garden City: Doubleday, 1966).
  6. Doherty, Earl J. The Jesus Puzzle: Did Christianity Begin with a Mythical Christ? (Ottawa: Canadian Humanist Publications, 1999).
  7. Feldman, Louis H. Josephus and Modern Scholarship (Berlin; New York: W. de Gruyter, 1984).
  8. Feldman, Louis H. Josephus, Judaism, and Christianity (Detroit: Wayne State University Press, 1987).
  9. Freke, Timothy and Peter Gandy. The Jesus Mysteries: Was the "Original Jesus" a Pagan God? (New York: Harmony Books, 1999).
  10. Goguel, Maurice. Jesus the Nazarene: Myth or History? (New York: D. Appleton and Company, 1926).
  11. Grant, Robert. A Historical Introduction to the New Testament (New York: Harper & Row, 1963).
  12. Hardwick, Michael E. Josephus as an Historical Source in Patristic Literature through Eusebius (Atlanta: Scholars Press, 1989).
  13. Hoffman, Joseph R. Jesus Outside the Gospels (Buffalo: Prometheus Books, 1984).
  14. Lowder, Jeffery Jay. "Josh McDowell's 'Evidence' for Jesus: Is It Reliable?" (URL:<http://www.infidels.org/library/modern/jeff_lowder/jury/chap5.html>, 2000).
  15. Mason, Steve. Josephus and the New Testament (Peabody: Hendrickson Publishers, 1992).
  16. Meier, John P. A Marginal Jew: Rethinking the Historical Jesus, v. 1 (New York: Doubleday, 1991).
  17. Olson, Ken. "Eusebian Fabrication of the Testimonium" (URL:<http://groups.yahoo.com/group/JesusMysteries/files/%22Eusebian%20Fabrication%20of%20the%20Testimonium%22>, 2001).
  18. Sanders, E. P. The Historical Figure of Jesus (New York: Penguin Press, 1993).
  19. Smith, Morton. Jesus the Magician (San Francisco: Harper and Row, 1978).
  20. Theissen, Gerd and Annette Merz. The Historical Jesus: A Comprehensive Guide (Minneapolis: Fortress Press, 1998).
  21. Van Voorst, Robert E. Jesus Outside the New Testament: An Introduction to the Ancient Evidence (Grand Rapids: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 2000).
  22. Wells, G. A. Did Jesus Exist? (London: Pemberton Publishing Co., 1986).

Al DyGbu/Wassalam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar