Kamis, 10 Maret 2011

Bantahan atas topik :5. Akulah Kebangkitan dan Hidup


    5. Akulah Kebangkitan dan Hidup 


    * Yohanes 11:25LAI TB, Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,KJV, Jesus said unto her, I am the resurrection, and the life: he that believeth in me, though he were dead, yet shall he live: TR, ειπεν αυτη ο ιησους εγω ειμι η αναστασις και η ζωη ο πιστευων εις εμε καν αποθανη ζησεταιTranslit interlinear, eipen {berkata} autê {kepadanya} ho iêsous {Yesus} egô {Aku} eimi {adalah} hê anastasis {kebangkitan} kai {dan} [b]ê zôê {hidup} ho pisteuôn {orang yang percaya} eis {kepada} eme {-Ku} kan {bahkan jika} apothanê {ia sudah mati} zêsetai {akan hidup} 


    Tema "Akulah kebangkitan dan hidup" menyatakan bahwa Tuhan Yesus adalah kebangkitan itu sendiri, sehingga setiap orang hidup dan percaya kepada-Nya, tidak akan mengalami kematian kekal. Yesus membuktikan ucapan-Nya dengan membangkitkan saudara laki-laki Marta, yakni Lazarus, dari kematian. Ketika Tuhan Yesus mengatakan kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit" (Yohanes 11:23), Marta tidak memahami arti perkataan ini. Ia bahkan menanggapinya hanya sebagai ucapan penghiburan dari Tuhan Yesus saja, sehingga ia mengantisipasinya dengan kebangkitan akhir zaman. 

    Oleh karena itu dengan kecewa yang mendalam Marta menjawab perintah Yesus: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman" (Yohanes 11:24). Bahkan Marta tampaknya seakan-akan meragukan dan membatasi kekuasaan Yesus ketika Dia memerintahkan: "Angkat batu itu" (Yohanes 11:39) yang dijawab oleh Marta: "Tuhan ia sudah berbau, sebab sudah empat hari mati" (Yohanes 11:39). Yesus mengerti perasaan kecewa Marta karena emosinya yang terganggu. Untuk menghapus kekecewaannya, Yesus memberikan jaminan dengan mengatakan: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati" (Yohanes 11:25). 

    Penegasan dari Tuhan Yesus ini membebaskan Marta dari jalan pikirannya yang keliru dan membawanya pada satu keyakinan, bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias, anak Allah yang layak dipercaya (Yohanes 11:27). Hal ini juga mengandung pengertian bahwa bagi setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, kematian jasmaniah bukanlah merupakan akhir perjalanan hidup yang mengerikan, melainkan merupakan jalan untuk meneruskan hidup kekal dalam persekutuan dengan Allah.

    Dengan membangkitkan Lazarus dari kematiannya, Tuhan Yesus membuktikan bahwa Dia berkuasa atas kematian, baik jasmani maupun rohani. Percaya kepada Tuhan Yesus, berarti hidup atas kematian, sebagaimana dikatakan-Nya: "Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati" (Yohanes 11:25). Perkataan ini bermakna tidak hanya berkaitan dengan hidup masa kini (sekarang) tetapi juga kehidupan yang akan datang (sesudah kematian).
=================================================================
    BANTAHAN(nanti)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar