Kuasa Yesus ingin dikerdilkan dunia? Apa masalahnya ?
Dunia tidak ingin melihat Yesus terlalu besar dan berkuasa. Ia harus diperkecil agar tidak mengganggu "logika dunia" dan eko-sistem keilahian. Maka diributkanlah mujizat Yesus dengan teori-teori spekulatif seolah-olah kuasaNya bukan berasal dari diriNya sendiri, melainkan hanya terjadi atas izin dan campur tangan Allah.
Namun, Injil memperlihatkan bahwa tak satupun mujizat yesus itu terjadi atas permohonan khusus dari Yesus, dan/ atau mendapatkan izin khusus dari Allah. Yesus bukan orang sombong/ gila hormat, atau lupa daratan untuk lupa minta IZIN, bila itu memang diharuskan atau bahkan diharapkan oleh BapaNya. Ia berkata :
* Matius 11:29
Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
* Yohanes 5:41
Aku tidak memerlukan hormat dari manusia.
2 ayat diatas yang menyatakan sifat Yesus yang rendah hati dan tidak memerlukan hormat manusia, menepis spekulasi sembrono yang mencoba mengkerdil-kerdilkan kuasaNya dengan sengaja, dengan pendalihan "terjadi karena izin Allah".
Suatu ketika ada seorang sakit kusta yang memohon kepada Yesus untuk menyembuhkan dirinya :
* Markus 1:40-41
1:40 Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: "Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku."
1:41 Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: "Aku mau, jadilah engkau tahir."
Tampak sekali bahwa dalam ayat diatas, Yesus tidak minta izin kepada siapapun kecuali diriNya sendiri untuk melakukan suatu mujizat-penyembuhan atas jenis penyakit yang mustahil dapat disembuhkan dengan cara apapun pada zaman itu!
Jangankan penyakit, untuk menghidupkan orang matipun, Yesus berotoritas sepenuh diri BapaNya :
* Yohanes 5:21
Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya.
Injil telah memperlihatkan bahwa kuasa dan otoritas Anak adalah inklusif dalam BapaNya, yang sama-sama inklusif dalam keberadaan keilahianNya. Itulah sebabnya, dalam 2 hal, tidak ada sepatahpun yang keluar dari mulut Yesus hal minta IZIN bermujizat, dan minta AMPUN atas dosa.
Sebaliknyalah yang terjadi, yaitu Dia berkuasa memberi pengampunan atas dosa-dosa kepada orang-orang yang berdosa, dan Dia memberi kuasa mujizatkepada murid-muridNya dan memberi kuasa kepada kedua-belas muridNya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit :
* Matius 10:1
Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan.
Setan paling tahu akan kedasyaan kuasaNya. Dan bilamana musuh terbesarNya – yaitu setan dan iblis – sampai jatuh tersungkur dihadapanNya berteriak ketakutan mengakui kuasa Yesus "Engkaulah Anak Allah" (Markus 3:11)
Maka, ada apa gerangan dengan hati manusia-manusia yang tidak tahan melihat Yesus dalam statusNya yang sebenarnya adalah mereka yang berkata sama seprti para pemimpin Yahudi 2000 tahun yang silam. Yaitu mereka yang pintar memberi "fakta-fakta logis" untuk mengecilkan Yesus, bahkan memberikan analisa yang tajam untuk menolakNya :
* Yohanes 6:42
Kata mereka: "Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapa-Nya kita kenal? Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah turun dari sorga?"
* Matius 13:55-57
13:55 Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas?
13:56 Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?"
13:57 Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya."
Perhatikan 2 kutipan ayat diatas, betapa mudahnya "manusia pintar" terperosok kedalam kepintarannya sendiri. Dengan analisis yang tajam mereka justru memilih mempermasalahkan dan menolak suatu berkat didepan mata yang jelas-jelas menguntungkan :
1. Untung, karena bisa belajar dan menikmati hikmat surgawi yang diperagakan Yesus secara luar biasa,
2. Untung, karena bisa memohonbantuan mujizat yesus, setidaknya menjadi Dokter Ajaib bagi pelbagai penyakit dan persoalan dari keluarga besar mereka. Setidaknya mereka bisa merenungi apa yang diakui para saksi mata terhadap "kegunaan" kehadiran Yesus ditengah-tengah mereka :
* Markus 7:37
Mereka takjub dan tercengang dan berkata: "Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata."
Tetapi semua keuntungan ini ditolak semata-mata karena merasa diri "terlalu pintar" untuk menerima anugerah dari "anak si tukang kayu".
Kini, 2000 tahun sesudahnya, Anda pasti jauh lebih pintar lagi ktimbang orang Yahudi pada masa lalu itu? Tetapi Sang Anak ini tidak berubah. Ia bertanya balik yang sama kepada Anda seperti yang Ia tanyakan kepada 2 orang buta (yang siap disembuhkanNya sesuai dengan iman mereka) :
* Matius 9:28
Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka: "Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?" Mereka menjawab: "Ya Tuhan, kami percaya."
Pertanyaan Yesus akan sama pada masa sekarang ini, yaitu "percayakah Anda bahwa Ia dapat melakukan mujizat untuk membaruan kehidupan Anda, tanpa usah minta izin siapa-siapa?
=================================================================
BANTAHAN (nanti)
Dunia tidak ingin melihat Yesus terlalu besar dan berkuasa. Ia harus diperkecil agar tidak mengganggu "logika dunia" dan eko-sistem keilahian. Maka diributkanlah mujizat Yesus dengan teori-teori spekulatif seolah-olah kuasaNya bukan berasal dari diriNya sendiri, melainkan hanya terjadi atas izin dan campur tangan Allah.
Namun, Injil memperlihatkan bahwa tak satupun mujizat yesus itu terjadi atas permohonan khusus dari Yesus, dan/ atau mendapatkan izin khusus dari Allah. Yesus bukan orang sombong/ gila hormat, atau lupa daratan untuk lupa minta IZIN, bila itu memang diharuskan atau bahkan diharapkan oleh BapaNya. Ia berkata :
* Matius 11:29
Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
* Yohanes 5:41
Aku tidak memerlukan hormat dari manusia.
2 ayat diatas yang menyatakan sifat Yesus yang rendah hati dan tidak memerlukan hormat manusia, menepis spekulasi sembrono yang mencoba mengkerdil-kerdilkan kuasaNya dengan sengaja, dengan pendalihan "terjadi karena izin Allah".
Suatu ketika ada seorang sakit kusta yang memohon kepada Yesus untuk menyembuhkan dirinya :
* Markus 1:40-41
1:40 Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: "Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku."
1:41 Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: "Aku mau, jadilah engkau tahir."
Tampak sekali bahwa dalam ayat diatas, Yesus tidak minta izin kepada siapapun kecuali diriNya sendiri untuk melakukan suatu mujizat-penyembuhan atas jenis penyakit yang mustahil dapat disembuhkan dengan cara apapun pada zaman itu!
Jangankan penyakit, untuk menghidupkan orang matipun, Yesus berotoritas sepenuh diri BapaNya :
* Yohanes 5:21
Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya.
Injil telah memperlihatkan bahwa kuasa dan otoritas Anak adalah inklusif dalam BapaNya, yang sama-sama inklusif dalam keberadaan keilahianNya. Itulah sebabnya, dalam 2 hal, tidak ada sepatahpun yang keluar dari mulut Yesus hal minta IZIN bermujizat, dan minta AMPUN atas dosa.
Sebaliknyalah yang terjadi, yaitu Dia berkuasa memberi pengampunan atas dosa-dosa kepada orang-orang yang berdosa, dan Dia memberi kuasa mujizatkepada murid-muridNya dan memberi kuasa kepada kedua-belas muridNya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit :
* Matius 10:1
Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan.
Setan paling tahu akan kedasyaan kuasaNya. Dan bilamana musuh terbesarNya – yaitu setan dan iblis – sampai jatuh tersungkur dihadapanNya berteriak ketakutan mengakui kuasa Yesus "Engkaulah Anak Allah" (Markus 3:11)
Maka, ada apa gerangan dengan hati manusia-manusia yang tidak tahan melihat Yesus dalam statusNya yang sebenarnya adalah mereka yang berkata sama seprti para pemimpin Yahudi 2000 tahun yang silam. Yaitu mereka yang pintar memberi "fakta-fakta logis" untuk mengecilkan Yesus, bahkan memberikan analisa yang tajam untuk menolakNya :
* Yohanes 6:42
Kata mereka: "Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapa-Nya kita kenal? Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah turun dari sorga?"
* Matius 13:55-57
13:55 Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas?
13:56 Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?"
13:57 Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya."
Perhatikan 2 kutipan ayat diatas, betapa mudahnya "manusia pintar" terperosok kedalam kepintarannya sendiri. Dengan analisis yang tajam mereka justru memilih mempermasalahkan dan menolak suatu berkat didepan mata yang jelas-jelas menguntungkan :
1. Untung, karena bisa belajar dan menikmati hikmat surgawi yang diperagakan Yesus secara luar biasa,
2. Untung, karena bisa memohonbantuan mujizat yesus, setidaknya menjadi Dokter Ajaib bagi pelbagai penyakit dan persoalan dari keluarga besar mereka. Setidaknya mereka bisa merenungi apa yang diakui para saksi mata terhadap "kegunaan" kehadiran Yesus ditengah-tengah mereka :
* Markus 7:37
Mereka takjub dan tercengang dan berkata: "Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata."
Tetapi semua keuntungan ini ditolak semata-mata karena merasa diri "terlalu pintar" untuk menerima anugerah dari "anak si tukang kayu".
Kini, 2000 tahun sesudahnya, Anda pasti jauh lebih pintar lagi ktimbang orang Yahudi pada masa lalu itu? Tetapi Sang Anak ini tidak berubah. Ia bertanya balik yang sama kepada Anda seperti yang Ia tanyakan kepada 2 orang buta (yang siap disembuhkanNya sesuai dengan iman mereka) :
* Matius 9:28
Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka: "Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?" Mereka menjawab: "Ya Tuhan, kami percaya."
Pertanyaan Yesus akan sama pada masa sekarang ini, yaitu "percayakah Anda bahwa Ia dapat melakukan mujizat untuk membaruan kehidupan Anda, tanpa usah minta izin siapa-siapa?
=================================================================
BANTAHAN (nanti)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar