Quote:
Injil Matius 10:5-6 ‘Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan ia berpesan kepada mereka: “Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel”.
(Dalam Injil Matius 10:5-6 Dalam Alkitab Bahasa Indonesia sehari-hari) “Kedua belas rasul itu kemudian diutus oleh Yesus dengan mendapat petunjuk-petunjuk ini, “Janganlah pergi ke daerah orang-orang yang bukan Yahudi. Jangan juga ke kota-kota orang Samaria. Tetapi pergilah kepada orang-orang Israel, khususnya kepada mereka yang sesat.”
(Dalam Injil Matius 10:5-6 Dalam Alkitab Bahasa Indonesia sehari-hari) “Kedua belas rasul itu kemudian diutus oleh Yesus dengan mendapat petunjuk-petunjuk ini, “Janganlah pergi ke daerah orang-orang yang bukan Yahudi. Jangan juga ke kota-kota orang Samaria. Tetapi pergilah kepada orang-orang Israel, khususnya kepada mereka yang sesat.”
Bp said :
* Matius 10:5-6
"Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: 'Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.'"
Di dalam perikop itu ditemukan permulaan dari pengutusan Yesus kepada para murid-Nya. Kata bahasa Yunani yang di sini diterjemahkan dengan "berpesan" (Alkitab Kabar Baik dalam bahasa sehari-hari menulisnya dengan 'mendapat petunjuk-petunjuk') adalah kata 'paragellô'. Kata ini sangat menarik. Di dalam bahasa Yunani kata itu mempunyai empat macam penggunaan:
(1) Kata itu adalah kata yang biasa dipakai di dalam ketentaraan, dalam arti memberi perintah atau komando.
Contoh:
* Kisah Para Rasul 23:22
"Lalu kepala pasukan menyuruh anak muda itu pulang dan memerintahkan ('paragellô') kepadanya: 'Jangan katakan kepada siapapun juga, bahwa engkau telah memberitahukan hal ini kepadaku.'"
Dalam arti ini maka Yesus seolah-olah seperti seorang jenderal yang memerintahkan komandan-komandan-Nya pergi melakukan perintah; kepada mereka Yesus memberi pesan, sebelum mereka berangkat.
(2) Kata itu dipakai juga untuk memanggil teman untuk minta pertolongan. Di sini Yesus seolah-olah seperti seseorang yang mempunyai cita-cita tinggi, lalu memanggil teman-teman-Nya untuk menolongnya mewujudkan cita-cita tersebut.
(3) Kata itu dipakai untuk seorang guru yang memberikan aturan-aturan dan petunjuk-petunjuk kepada para muridnya. Di sini Yesus seolah-olah seperti seorang guru yang mengirimkan para murid-Nya ke dunia dan membekali mereka dengan ajaran dan pesan-pesan-Nya.
(4) Kata itu biasa dipakai dalam hubungan dengan perintah kerajaan. Di sini Yesus seolah-olah seperti seorang raja yang melepaskan para duta-Nya pergi ke dunia untuk menjalankan perintah-Nya dan berbicara bagi dan atas nama-Nya.
Perikop itu dimulai dengan suatu perintah yang sulit bagi setiap orang. Perikop itu mulai dengan melarang para murid untuk pergi ke kota-kota bangsa lain atau ke kota orang Samaria. Karena sulit dan anehnya perintah ini maka banyak orang yang berpendapat bahwa perintah itu mungkin bukan perintah Yesus. Larangan untuk pergi kepada orang lain dan suruhan untuk hanya memusatkan perhatian kepada orang Israel saja, nampak bertentangan dengan sikap Yesus sendiri. Ada orang yang berpendapat, bahwa perintah atau larangan seperti itu sebenarnya adalah buatan orang-orang Yahudi sendiri yang ingin agar Injil itu hanya bagi mereka saja. Orang-orang Yahudi inilah yang kemudian menaruh larangan atau perintah itu ke mulut Yesus dalam cerita ini. Mereka itu adalah orang-orang yang juga melawan Paulus, karena Paulus dengan keras ingin mengabarkan Injil kepada orang-orang non-Yahudi.
Menanggapi pandangan seperti di atas, perlu diingat beberapa hal. Kata-kata itu sebenarnya tidak terlalu aneh untuk Yesus. Kata-kata itu bukanlah ciptaan orang lain. Yesus sendirilah yang tentu telah mengucapkannya. Dan karena itu perlu ada penjelasan lebih lanjut.
Dapat dipastikan bahwa perintah itu bukanlah perintah yang tetap berlaku selama-lamanya. Di dalam kitab Injil sendiri ditemukan Yesus yang berbicara secara akrab dengan seorang wanita Samaria; bahwa Ia kemudian memperkenalkan diri-Nya kepada wanita itu. Ia juga menuturkan sebuah cerita kemanusiaan yang menarik kepadanya; Ia menyembuhkan seorang anak perempuan dari seorang wanita Tirus atau Sidon; dan Matius sendiri pada akhir kitab Injilnya menuturkan, bahwa Yesus mengutus orang-orang-Nya untuk pergi ke seluruh dunia untuk membawa Injil ke segala bangsa. Jadi penjelasannya bagaimana?
Pada waktu itu Yesus dan para murid-Nya sedang berada di daerah Galilea. Di situ Ia melarang para murid-Nya untuk pergi ke kota bangsa-bangsa lain. Artinya para murid tersebut tidak boleh pergi ke utara ke daerah Siria, tidak boleh ke timur ke daerah Dekapolis, dan tidak boleh ke selatan ke daerah Samaria. Jadi maksud dari perintah ini dalam kenyataannya adalah untuk membatasi wilayah perjalanan pertama para murid Yesus hanya di daerah Galilea saja. Untuk pembatasan itu ada tiga alasan yang penting:
(1) Di dalam rencana Allah orang-orang Yahudi mendapat tempat yang sangat khusus. Menurut keadilan Allah, mereka harus mendapatkan penawaran pertama terhadap Injil Memang benar bahwa mereka menolak Injil itu. Tetapi sejarah memang direncanakan begitu rupa, supaya mereka mendapat kesempatan yang pertama untuk menerima Injil itu.
(2) Kedua belas rasul Yesus belum dipersiapkan untuk memberitakan Injil ke luar negeri. Mereka tidak mengenal bangsa-bangsa luar; mereka belum memiliki pengetahuan serta cara-cara yang tepat untuk itu. Supaya Injil dapat dibawa kepada bangsa-bangsa lain, maka harus ada orang-orang seperti Paulus yang mempunyai perlengkapan yang memadai. Pemberitaan itu cenderung gagal kalau pemberitanya kurang mempunyai persiapan atau perlengkapan untuk tugas itu. Seorang pengkhotbah atau guru yang bijaksana akan mengakui keterbatasan dirinya; ia secara jelas juga akan tahu hal-hal yang cocok dikerjakannya dan hal-hal yang tidak cocok.
(3) Tetapi alasan utama dari perintah itu sebenarnya adalah yang berikut: setiap komandan yang bijaksana mengetahui bahwa ia harus membatasi sasaran. Ia harus mengarahkan serangannya pada satu titik pilihan yang jitu. Kalau ia menyebarkan kekuatan dan serangannya ke mana-mana sekali gus, maka ia akan menghambur-hamburkan kekuatannya dan menghadapi bahaya kegagalan. Makin kecil kekuatan yang dimiliki, maka makin terbatas pula sasaran yang harus dicapainya. Serangan yang diarahkan ke medan yang terlalu luas hanya akan membawa malapetaka diri sendiri saja. Yesus mengetahui hal seperti itu, sehingga Ia memusatkan wilayah jelajah pertamanya hanya ke daerah Galilea saja. Lagi pula Galilea, adalah satu-satunya daerah Palestina yang paling terbuka bagi Injil dan berita baru. Perintah Yesus itu jadinya adalah perintah sementara. Yesus adalah komandan yang bijaksana yang tidak mau menghambur-hamburkan kekuatan yang dimiliki-Nya. Dengan segala kecakapan-Nya Ia memusatkan tindakan-Nya hanya pada satu sasaran yang terbatas, agar bisa mencapai hasil yang setinggi-tingginya.
Urutan prioritas pengabaran Injil di era Yesus Kristus dan para rasul adalah pertama-tama orang Yahudi, kemudian orang Yunani. Prioritas ini terlebih-lebih berlaku bagi Yesus Kristus, yang tugas-Nya adalah memanggil umat Allah kepada pertobatan dan kepada pengenalan akan panggilan mereka melalui Mesias untuk membawa Injil kepada semua orang.
* Roma 1:16
"Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani."
=================================================================
BANTAHAN :
Bp said :
Karena sulit dan anehnya perintah ini maka banyak orang yang berpendapat bahwa perintah itu mungkin bukan perintah Yesus. Larangan untuk pergi kepada orang lain dan suruhan untuk hanya memusatkan perhatian kepada orang Israel saja, nampak bertentangan dengan sikap Yesus sendiri. Ada orang yang berpendapat, bahwa perintah atau larangan seperti itu sebenarnya adalah buatan orang-orang Yahudi sendiri yang ingin agar Injil itu hanya bagi mereka saja. Orang-orang Yahudi inilah yang kemudian menaruh larangan atau perintah itu ke mulut Yesus dalam cerita ini. Mereka itu adalah orang-orang yang juga melawan Paulus, karena Paulus dengan keras ingin mengabarkan Injil kepada orang-orang non-Yahudi.
================================================================
Benar-benar bersilat lidah dan pintar sekali bicara nih pendeta....
Bp mengatakan "Ada orang yang berpendapat," . Orang siapa dan dimana, dan menggunakan dasar apa ?
"Ditahun-tahun penulisan Injil Matius adalah tahun-tahun yang penuh kebencian yahudi terhadap kaum Kristen mula-mula, jadi alangkah ironisnya jika bung Bp ini mengatakan :
bahwa perintah atau larangan seperti itu sebenarnya adalah buatan orang-orang Yahudi sendiri yang ingin agar Injil itu hanya bagi mereka saja."
Kita lihat rincian kronologis dan latar belakang Matius ini :
Santo Matius (lahir pada abad pertama Masehi), dalam Perjanjian Baru, ia merupakan salah satu dari 12 rasul murid Yesus. Dia orang Galilea dan ayahnya bernama Alfeus.Menurut tradisi Alkitab, Matius adalah penulis Injil pertama sehingga termasuk salah satu dari empat penulis Injil.
Matius dalam Perjanjian Baru
Sedikit yang diketahui tentang Matius. Tiga Injil pertama menyebutkan bahwa ia pemungut cukai di pelabuhan Kapernaum (lihat Matius 9:9, 10:3; Markus 2:14 – 16; Lukas 5:27 – 29). Karena profesinya ini, Matius oleh masyarakat saat itu dianggap sebagai pendosa (lihat Markus 2:16).
Markus memanggilnya “Lewi anak Alfeus”, dan Lukas menyebutnya “Lewi” saja. Beberapa pakar meyakini bahwa nama aslinya Lewi dan Yesus menamainya Matius setelah ia menjadi rasul. Nama Matius dalam bahasa Ibrani kuno atau bahasa Aram berarti “anugerah Yahweh” (Tuhan).
Dalam Perjanjian Baru, di antara kedua belas rasul murid Yesus, Matius tidak menonjol. Tiga penulis Injil mengisahkan nama panggilannya.
Sebuah kisah menceritakan pesta yang dia adakan untuk merayakan titik balik dalam kehidupannya (lihat Lukas 5:29). Selain itu, terdapat tiga catatan yang menegaskan bahwa ia merupakan salah satu di antara dua belas rasul (lihat Matius 10:3; Markus 3:18; Lukas 6:15).
Penyebutan nama Matius dalam kisah-kisah tersebut bukan catatan tentang keutamaannya sebagai rasul, melainkan kesaksian nyata tentang kelemah-lembutan Yesus Kristus.
Matius Menjadi Murid Yesus
Sebagai pemungut cukai, Matius adalah orang penting dan berpendidikan, mahir berhitung, dan bisa berbicara dalam bahasa Aram maupun bahasa Yunani.
Suatu hari, di dekat sebuah tempat yang saat ini bernama Almagor, Yesus mengajak Matius menjadi muridnya. Setelah itu, Matius mengundang Yesus ke rumahnya untuk menghadiri perjamuan.
Kemudian, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Yesus dan murid-muridnya. Ketika orang Farisi melihat itu, mereka bertanya kepada murid-murid Yesus, “Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?”
Yesus mendengar kecaman orang-orang Farisi tersebut. Beliau menjawab, "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”
Matius Sepeninggal Yesus
Sebagai murid Yesus, Matius selalu mengikuti beliau dan menjadi salah satu saksi kebangkitan dan kenaikan Yesus Kristus. Setelah itu, bersama Maria, Yakobus, dan para pengikut setia Yesus lainnya, menarik diri menuju Upper Chamber (Ruang Atas) di Yerusalem.
Pada masa itulah Yakobus menggantikan Yesus mengepalai GerejaYerusalem. Para pengikut Yesus tetap tinggal di sekitar Yerusalem dan menyerukan bahwa Yesus putra Yusuf adalah Messiah yang dijanjikan. Orang-orang Kristen Yahudi pada masa awal ini disebut Nasrani. Hampir dapat dipastikan Matius menjadi anggota sekte ini karena baik Perjanjian Baru maupun Talmud menegaskan hal tersebut.
Matius Menyebarkan Ajaran Yesus
Matius, selama 15 tahun, mengkhotbahkan ajaran Yesus dalam bahasa Ibrani kepada masyarakat Yahudi di Yudea. Selanjutnya, ia menuju negeri-negeri Gentile (non-Yahudi) dan menyebarkan ajaran Kristen kepada penduduk Etiopia, Makedonia, Persia, dan Parthia.
Matius meninggal secara wajar, mungkin di Etiopia atau Makedonia. Namun, baik Gereja Katolik Roma maupun Gereja Ortodoks memegang tradisi bahwa Matius wafat sebagai martir. Matius merupakan santo pelindung pengumpul pajak dan bankir. Hari perayaannya diperingati setiap 21 September.
umumnya para ahli Alkitab berpendapat bahwa Matius adalah terdiri antara tahun c.70 dan 100. [71] [72] [73] [74] Ignatius tampaknya memiliki pengetahuan tentangempat surat-surat Paulus dan Injil Matius ", [75] yang memberikan terminus ante quemc. 110. Penulis Didache (c 100) mungkin juga tahu [6] Banyak ahli melihat nubuatandari pengepungan dan penghancuran Yerusalem [76] sebagai menyarankan tanggalkomposisi setelah tahun 70.. [77]
Sebuah minoritas ulama percaya bahwa Injil bisa saja ditulis pada awal 63.
http://en.wikipedia.org/wiki/Gospel_according_to_Matthew#Genealogy_and_Infancy_narrative
Titus Menghancurkan Yerusalem (Tahun 70)
Gessius Florus mencintai uang dan membenci orang-orang Yahudi. Sebagai wakil Roma, ia memerintah Yudea, dengan tidak memandang kepekaan mereka akan agama. Ketika pemasukan pajak menurun, ia pun mulai merampas benda-benda perak dari Bait Allah. Pada tahun 66, ketika kerusuhan menentang dia merebak, ia mengirim pasukan ke Yerusalem untuk menyalib dan membantai sejumlah orang Yahudi. Tindakan Florus ini memicu meledaknya pemberontakan yang selama ini merupakan api dalam sekam.
Pada abad sebelumnya, Roma tidak pernah menangani orang-orang Yahudi dengan baik. Pertama, Roma telah menduking Herodes Agung, perampas kekuasaan yang dibenci. Dengan semua bangunan unik yang indah, ia tidak dapat meraih hati rakyat.
Arkhelaus, putra dan penerus Herodes, adalah pemimpin yang keji sehingga rakyat meminta pertolongan Roma untuk menggantinya. Roma pun menolong mereka dengan mengirimkan sejumlah Gubernur secara bergilir – Pontius Pilatus, Feliks, Festus dan Florus. Tugas mereka menjaga ketenteraman di daerah yang tidak stabil itu.
Ketegangan dalam diri masing-masing orang Yahudi tidak mereda. Mereka masih terbuai kenangan masa-masa Makabe, saat mereka terbebas dari penindasan orang-orang Siria. Sekarang, jumlah mereka yang kecil ditambah kebangkitan Roma membuat mereka kembali di bawah kekuasaaan orang-orang asing.
Sejak pemerintahan Herodes, denyut jantung revolusi mereka senantiasa berdetak. Orang-orang Zelot dan Farisi, masing-masing dengan caranya sendiri, menantikan perubahan. Mereka menantikan dengan semangat datanya seorang Mesias. Ketika Yesus memperingatkan bahwa orang-orang akan berkata, “lihat, Mesias ada di sini, atau Mesias ada di sana!” Ia tidak main-main. Sesungguhnya, seperti itulah semangat masa itu.
Di Masada (sebuah bukit karang yang menghadap Laut Mati, tempat Herodes membangun istananya dan orang-orang Romawi memdirikan benteng), bermulalah pemberontakan orang Yahudi yang berakhir dengan pahit.
Terinspirasi kekejaman-kekejaman Florus, beberapa orang Zelot memutuskan menyerang benteng itu. Yang mengherankan, mereka menang dan membantai tentara Romawi yang berkemah di sana.
Di Yerusalem, kepala Bait Allah menyatakan pemberontakan terbuka melawan Roma dengan menghentikan persembahan harian untuk Kaisar. Tidak lama kemudian seluruh Yerusalem menjadi rusuh; pasukan Romawi diusir dan di bunuh. Yudea memberontak, kemudian Galilea. Untuk sementara waktu tampaknya orang-orang Yahudi unggul.
Cestius Gallus, Gubernur Romawi untuk daerah itu berangkat dari Siria dengan 20.000 tentara. Ia menguasai Yerusalem selama enam bulan namun gagal dan kembali. Ia meinggalkan 6.000 tentara Romawi yang tewas dan sejumlah besar persenjataan yang dipungut dan dipakai orang-orang Yahudi.
Kaisar Nero mengirim Vespasianus, seorang jenderal yang dianugerahi banyak bintang jasa, untuk meredam pemberontakan. Vespasianus pun melumpuhkan kelompok pemberontak tersebut secara bergilir. Ia memulainya di Galilea, kemudian di Transyordania, dan berikutnya di Idumea. Setelah itu, dia mengepung Yerusalem.
Akan tetapi sebelum kejatuhan Yerusalem, Vespasianus dipanggil pulang ke Roma. Nero wafat. Pergumulan untuk mencari pengganti Nero berakhir dengan keputusan Vespasianus sebagai Kaisar. Titah kekaisaran pertamanya ialah penunjukkan anaknya, Titus, untuk memimpin Perang Yahudi.
Maka Yerusalem pun menjadi sasaran empuk setelah terpisah dari daerah-daerah lain. Beberapa faksi (kelompok) dalam kota itu sendiri berebut mengatur strategi pertahanan. Ketika pengepungan sedang berlangsung, penduduk kota pun satu demi satu mati karena kelaparan dan wabah penyakit. Istri imam kepala yang biasanya menikmati kemewahan, turun ke jalan untuk memungut sisa makanan.
Sementara itu, pasukan Romawi menggelar mesin-mesin perang baru, yaitu mesin pelontar batu untuk meruntuhkan tembok-tembok yang melindungi kota. Balok pendobrak pintu gerbang merobohkan benteng pertahanan. Orang-orang Yahudi berperang sepanjang hari, dan pada malam hari mereka berjuang untuk membangun kembali tembok-tembok yang runtuh.
Akhirnya, orang-orang Romawi merobohkan tembok lapisan luar, kemudian lapisan kedua dan akhirnya yang ketika. Namun orang-orang Yahudi masih berperang sambil merangkak menuju Bait Allah sebagai garis pertahanan terakhir.
Itulah akhir bagi para pejuang Yahudi yang gagah berani dan Bait Allah mereka. Sejarawan Yahudi, Josephus menjelaskan bahwa Titus ingin melindungi Bait Allah tersebut, tetapi prajurit-prajuritnya begitu marah terhadap musuh mereka sehingga mendorong mereka membakar Bait Allah.
Jatuhnya Yerusalem mengakhiri pemberontakan. Orang-orang Yahudi dibantai atau di tangkap serta dijual sebagai budak. Gerombolan orang Zelot yang menduduki Masada bertahan di situ selama tiga tahun. Ketika orang-orang Romawi membangun lereng pengepungan dan menyerbu benteng pegunungannya, mereka menemukan orang-orang Zelot mati bunuh diri sebagai penolakan menjadi tawanan orang asing.
Pemberontakan orang-orang Yahudi ini menandai berakhirnya negara Yahudi sampai zaman modern.
Penghancuran Bait Allah (yang dipugar Herodes) mengubah tata cara peribadahan orang-orang Yahudi. Mereka tidak lagi mempersembahkan korban sembelihan, tetapi memilih dan mengutamakan sinagoge yang didirikan pendahulu mereka ketika Bait Alah (yang didirikan Salomo) dihancurkan orang-orang Babel pada tahun 586 SM.
Kemanakah perginya orang-orang Kristen ketika pemberontakan orang Yahudi itu berlangsung? Sesuai peringatan Kristus (Lukas 21: 20-24), mereka lari ketika melihat Yerusalem dikepung pasukan Romawi. Mereka menolak mengangkat senjata dan melawan orang-orang Romawi. Mereka melarikan diri ke Pella di Transyordania.
Setelah bangsa Yahudi serta Bait Allah mereka hancur, orang-orang Kristen pun tidak dapat lagi bergantung pada perlindungan terhadap Yudaisme yang pernah diberikan kekaisaran. Karenanya, tidak ada tempat lagi bagi orang-orang Kristen untuk berlindung dari penyiksaan orang-orang Romawi.
Lihatlah kondisi geo budaya dan sospol diatas,
Masyarakat sedang sibuk dengan kerusuhan - kerusuhan .
88 - 97 Masa jabatan Paus Santo Clement I, penerus ketiga setelah Petrus sebagai Uskup Roma. Beliau adalah salah satu Bapa Apostolik Gereja. Surat Pertama kepada umat di Korintus, ditulis oleh Gereja di Roma kepada Gereja di Korintus, untuk menyelesaikan persengketaan penyingkiran Uskup yang sah di Korintus. Caesar Domitian menindas umat Kristen, terutama di kota Roma.
100 Wafatnya Santo Yohanes, Rasul dan Evangelis, menandai berakhirnya jaman Para Rasul dan generasi pertama Gereja. Pada akhir abad tersebut, Antiokia, Alexandria, Efesus di Timur, dan Roma di Barat, semuanya telah merupakan pusat populasi Kristen dan pengaruh Kristen.
Sangat membingungkan jika Bp mengatakan bahwa ayat Matius 10:5-6
dari Injil Matius adalah ditulis oleh orang Yahudi sedang Kristenisasi telah menyebar kepada bangsa lain...
Al Dy
Gbu/Wassalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar