Jumat, 11 Maret 2011

Bantahan atas topik : 45 Argumen Allah Bukan Yesus:


45 Argumen Allah Bukan Yesus: 
Quote:
36. Dalam Matius 27:45 dikatakan bahwa Yesus berteriak, "Allahku, Allahku mengapa Engkau meninggalkan aku?" Dapatkah orang seperti ini disebut Allah yang sebenarnya? Dapatkah orang yang menyeru selain dirinya [yaitu Bapa] sebagai Allahnya disebut Allah Yang Mahatinggi? Jika Yesus itu Allah yang sebenarnya, mengapa ia memanggil Bapa sebagai Allahnya? Bukankah hanya ada satu Allah yang benar?

Tanggapan 36:

Allah itu Esa, dan ke-Esaan Allah bukan satu absolut seperti seonggok batu, dan keEsaan bukan bilangan matematika.
Telah dijelaskan pada tanggapan 1 di 45-argumen-allah-bukan-yesus-vt3297.html#p18382 Allah bukan manusia, Ia sama sekali berbeda dengan manusia. Allah itu multi kompleks. Sang Firman nuzul sebagai manusia ke bumi, bukan berarti kemudian di Surga tidak ada Allah. Allah yang mengutus Sang Firman ini adalah Bapa, Sang Firman itu melaksanakan apa yang diutus Bapa.

* Matius 27:46, LAI TB, Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?"KJV, And about the ninth hour Jesus cried with a loud voice, saying, Eli, Eli, lama sabachthani? that is to say, My God, my God, why hast thou forsaken me? TR, περι δε την εννατην ωραν ανεβοησεν ο ιησους φωνη μεγαλη λεγων ηλι ηλι λαμα σαβαχθανι τουτ εστιν θεε μου θεε μου ινατι με εγκατελιπεςTranslit, peri de tên hennatên hôran aneboêsen ho iêsous phônê megalê legôn êli êli lama sabakhthani tout estin thee mou thee mou hinati me egkatelipes


Yesus mengutip ayat dalam kitab Mazmur :

* Mazmur 22:2LAI TB, Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku.22:1 KJV, My God, my God, why hast thou forsaken me? why art thou so far from helping me, and from the words of my roaring?Hebrew, 
אֵלִי אֵלִי לָמָה עֲזַבְתָּנִי רָחֹוק מִישׁוּעָתִי דִּבְרֵי שַׁאֲגָתִי׃
Translit, 'ELI 'ELI LAMAH 'AZAVTANI RAKHOQ MISYU'ATI DIVREY SYA'AGATILXX, ο θεος ο θεος μου προσχες μοι ινα τι εγκατελιπες με μακραν απο της σωτηριας μου οι λογοι των παραπτωματων μουTranslit, ho theos ho theous mou proskhes moi hina egkatelines me makran apo tês sôtêrias mou hoi logoi tôn parantômatôn mou

Yesus Kristus tidak pernah memanggil Bapa dengan panggilan "Allah". Ia mengalami penderitaan dan kesakitan serta mengutip Mazmur di atas seperti yang diungkapkan oleh pemazmur. Mazmur 22:2 di atas sering diucapkan sebagai doa oleh kalangan Yahudi tatkala mereka mengalami penderitaan. Orang Indonesia juga, saat mengalami kedukaan pun sering menyanyikan lagu-lagu sedih...... 

“'Eli, Eli, lama sabakhtani?'” itu menyerukan kepahitan yang dialami Kristus karena Ia harus terpisah dari Allah Bapa karena Ia harus menanggung dosa manusia.
Hukuman dosa adalah keterpisahan.
Kalau Yesus menanggung hukuman dosa, maka Dia harus mengalami keterpisahan (dan kematian). Keterpisahan itulah yang menyakitkan hatiNya.

ini adalah perkataan keempat dalam 7 perkataan salib dan ini adalah kategori “ucapan penderitaan rohani”. 

Kita tahu bahwa ketika Yesus disalibkan, Dia mengalami banyak siksaan. Dia diludahi dan diolok-olok. Mereka mengenakan duri tajam di kepala-Nya, mencabik-cabik punggung-Nya dengan cambuk berpaku, dipaku ke salib, dan ditusuk dengan tombak. Dia bahkan ditinggalkan murid-murid-Nya sendiri. Penderitaan fisik-Nya sangat hebat. Mereka bahkan mencabuti janggut diwajah-Nya. Tapi kita tidak pernah mendengar Tuhan Yesus mengeluh karena siksaan tersebut. 

Sebaliknya, puncak dari kesakitan -Nya dan penderitaan-Nya adalah ketika Ia berkata, "Allah-Ku, Allah-Ku mengapa Engkau meninggalkan Aku?" Puncak penderitaan yang sebenarnya bagi Yesus adalah ketika “ditinggalkan Allah dan dibiarkan sendiri.” Ini jauh lebih menyakitkan daripada duri dan tombak dan paku dan cambuk dan ludah dan lain sebagainya--ditinggalkan Allah. 

Mengapa Roh Allah harus pergi? Sebab kalau tidak demikian Yesus tidak akan pernah bisa mati; dan ini adalah keharusan/ cawan pahit yang harus diterima oleh Yesus bahwa Dia harus mati sebagai “kurban” atas dosa-dosa manusia.

Oleh karena keterpisahan itu, kita telah ditebus oleh Kristus. Setiap kita yang percaya padaNya dan mengaku Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat, kita dipersatukan kembali bersekutu dengan Allah kita.

Amin.

Artikel terkait : eli-eli-lama-sabakhthani-vt56.html#p124

Tidak ada komentar:

Posting Komentar