Jumat, 11 Maret 2011

Bantahan atas topik : KRISTUS DALAM TYPOLOGI PERJANJIAN LAMA

KRISTUS DALAM TYPOLOGI PERJANJIAN LAMA



I. Pendahuluan


Tersembunyi dalam Perjanjian Lama terdapat banyak sekali kebenaran yang bersifat Kristologis di dalam bentuk tipe-tipe alkitabiah. Dibandingkan dengan baqian-baqian lain dari theologia, typologi selalu mengalami kelemahan-kelemahan tertentu sehingga sering tidak dipercayai. Oleh karena alasan ini dan berbagai alasan yang lain maka typologi secara tidak adil telah diabaikan dalam pembahasan theologis. Patrick Fairbairn mengatakan dalam pembukaan tulisannya mengenai pokok ini. 

    "Typologi Alkitab merupakan salah satu bagian yang paling diabaikan dalam pengetahuan theologis. Typologi tidak pernah sama sekali bebas dari sasaran keragu-raguan dan ketidak pastian. Sebagian ahli berpandangan bahwa typologi -- karena sifatnya -- adalah suatu lapangan yang tak dapat memuaskan untuk diselidiki atau dikembangkan guna memberikan hasil yang pasti dan dapat dihargai."[1]

Kesulitan dengan typologi ialah bahwasanya sifatnya lebih banyak tunduk pada pandangan pribadi seseorang yang menyelidikinya dari pada kepada cara-cara penafsiran yang biasa. Sering typologi dikacaukan dengan penafsiran allegoris. typologi adalah contoh dari sesuatu, sedangkan allegori adalah lambang, ibarat, kiasan tentang sesuatu. Keduanya berbeda. Maka penafsiran typologi yang dikacaukan dengan allegori menghasilkan ajaran yang tidak sejalan dengan ajaran-ajaran dalam bagian-bagian Alkitab yang lain.

typologi terutama berusaha menerapkan suatu fakta bersejarah sebagai suatu contoh dari sebuah kebenaran rohani. Webster menjelaskan dalam kamusnya, sebuah tipe adalah "suatu gambar atau gambaran dari sesuatu yang akan datang." [2] Oleh karena itu sifatnya meramalkan, dan dari ini kita dapat mengharapkan bantuan yang memadai bagi ajaran tentang Kristus. Suatu studi mengenai typologi yang bersifat Kristologis mencakup kira-kira lima puluh tipe-tipe penting tentang Kristus -- ini merupakan separuh dari seluruh tipe yang diakui dalam typologi[3].

Dalam Perjanjian Baru ada dua kata Yunani yang dipergunakan untuk menyatakan sebuah tipe ; "τυπος - tupos" dan υποδειγμα - hupodeigma. Lewis Sperry Chafer menyatakan,
    "Typos berarti suatu cap yang berfungsi sebagai sebuah contoh atau pola, dan yang bersifat contoh dalam Perjanjian Lama adalah contoh atau pola dari apa yang bersifat kenyataan dalam Perjanjian Baru. 

    Kata "τυπος - tupos" ini diterjemahkan dalam beberapa kata seperti: 
    • 'Contoh' - 1 Korintus 10:11:
    • 'Teladan' - Filipi 3:17; 1 Tesalonika 1:7; 2 Tesalonika 3:9; 1 Petrus 5:3; 1 Timotius 4: 12; 
    • 'Gambaran' - Roma 5: 14; bekas (paku) - Yohanes 20:25 .... 

    υποδειγμα - hupodeigma berasal dari kata δειγμα - deigma berarti contoh atau model, dan kalau digabungkan dengan υπο – hupo menunjukkan sesuatu yang mudah kelihatan oleh mata manusia. 

    υποδειγμα - hupodeigma diterjemahkan sebagai :
    • 'Teladan' - Yohanes 13: 15; 
    • 'Contoh' - Ibran i 4:11; 8:5; 
    • 'Lambang' (pola) - Ibrani 9:23."
    [4]

Typologi sebagai sebuah cabang dari pernyataan Alkitabiah didirikan di dalam Kitab Suci sendiri sebagaimana terbukti dari seringnya dipakai dalam Perjanjian Baru. Misalnya di sini bukan pembicaraan yang lebih luas mengenai typologi itu sendiri, melainkan apa sumbangannya terhadap Kristologi.

Dalam studi tentang typologi kita harus menghindari dua buah ekstrim :

    Pertama, kecenderungan membatasi typologi hanya pada contoh-contoh yang jelas disebut dalam Perjanjian Baru. Memang contoh-contoh yang disebut dalam Perjanjian Baru jelas bersifat menggambarkan. Misalnya, beberapa kasus (kisah dua anak Abraham, Galatia 4 :22-31) barangkali akan dianggap ekstrim apabila tidak disokong oleh otoritas Perjanjian Baru. 

    [i]Kedua, sebaliknya ada orang-orang yang "menemukan" typologi dalam hampir seluruh keadaan di Perjanjian Lama sehingga mengabaikan cara penafsiran yang utama. Penafsiran yang bersifat typologi ada beraneka ragam, mulai dari yang tampaknya merupakan typologis langsung, sampai pada yang hanya suatu persamaan belaka. Kita tidak bisa terlalu menekankan bahwa gambaran-gambaran yang tidak mempunyai otoritas Alkitabiah yang tegas adalah bersifat ilustrasi, dan bukan bukti bagi pokok-pokok ajaran.

Sebagaimana ditunjukkan oleh banyak penulis, typologi menyangkut hal-hal :
    1) orang; 
    2) peristiwa; 
    3) benda; 
    4) lembaga-lembaga; dan 
    5) upacara-upacara.

Tidak mungkin mengumpulkan ke dalam suatu pembicaraan singkat kekayaan typologi mengenai Kristus yang terdapat dalam Perjanjian Lama. Tetapi dari pada menghilangkan sama sekali sumbangan yang penting ini, kita akan berusaha membuat ihtisar dari tipe-tipe yang perlu dan sumbangannya yang bersifat nubuat .


Catatan :
[1] Patrick Fairbaim, The Typology of Scripture , 1,1. 
[2] Webster's New International Dictionary of the English Language, edisi kedua. 
[3] Lihat Lewis S.Chafnr, Systematic Theoloqv. I, x x x.
[4] Lihat Lewis S.Chafer, Systematic Theology, I, xxxi.

=================================================================================


BANTAHAN(nanti)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar