Kamis, 10 Maret 2011

Bantahan atas topik :YESUS KRISTUS SANG PENGANTARA

* Ibrani 1:1-2
1:1 Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi,
1:2 maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.
 


----- 


A. MANUSIA JATUH DALAM DOSA 


Manusia yang telah jatuh dalam dosa yang mengakibatkan kematian, maka seluruh pengetahuan tentang Allah Pencipta tidak ada gunanya, jika tidak ada juga iman yang menggambarkan kepada kita bahwa Allah sebagai Bapa kita di dalam Yesus Kristus. Sebab, sekalipun Allah menghendaki supaya karunia kebapaan-Nya terhadap kita masih tampak dengan banyak cara, namun bila kita memandang dunia ini, kita tak dapat menarik kesimpulan bahwa Dia adalah Bapa kita. Karena hati nurani didalam diri kita mengusik kita dan senantiasa menunjukkan, bahwa dosa itu merupakan alasan yang sah untuk membuang kita, sehingga Allah tidak lagi menganggap dan mengakui kita sebagai anakNya. 


Pengertian Dosa 


Dosa pada dasarnya bukanlah suatu yang bersifat pasif, seperti: kelemahan, kesalahan atau ketidaksempurnaan. Tetapi dosa merupakan suatu permusuhan yang aktif terhadap Tuhan dan secara aktif melanggar hukum atau perintah Tuhan (1 Yohanes 3:4), sehingga menyebabkan kesalahan, kelemahan. Dosa ini diakibatkan dari manusia sendiri dengan kebebasannya menolak untuk tunduk kepada Allah yang berotoritas dan menolak untuk mengikuti petunjuk atau perintah-Nya. Dengan kebebasan sendiri, manusia memilih petunjuk Iblis, sehingga manusia tidak setia kepada Tuhan, menyimpang dari jalan dan sasaran yang benar, melanggar hukum dan perjanjian dengan Allah. Pengertian ini dapat kita lihat dari Adam dan Hawa yang dengan kebebasannya secara aktif memilih untuk mengikuti apa yang mereka mau dan cocok dengan pendapat iblis, melawan Tuhan yang berotoritas yang seharusnya mereka percayai dan sandari sepenuhnya (Kejadian pasal 2-3). 


Kematian adalah Akibat Dosa 


* Roma 6:23
Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
 
KJV, For the wages of sin is death[/b]; but the gift of God is eternal life through Jesus Christ our Lord. 
TR, τα γαρ οψωνια της αμαρτιας θανατος το δε χαρισμα του θεου ζωη αιωνιος εν χριστω ιησου τω κυριω ημων 
Translit Interlinear, ta gar {sebab} opsônia {ibalan-imbalan} tês amartias {dosa} thanatos {(ialah) maut} to de charisma tou theou zôê aiônios en christô iêsou tô kuriô êmôn 


Maut atau kematian adalah akibat atau upah dari dosa (Roma 6:23a). Alkitab mengatakan : manusia yang berdosa ini disebut telah mati. “Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu” 


* Efesus 2:1
Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. 

KJV, And you hath he quickened, who were dead in trespasses and sins; 
TR, και υμας οντας νεκρους τοις παραπτωμασιν και ταις αμαρτιαις 
Translit Interlinear, kai {adapun} umas {kamu} ontas {dahulu adalah} nekrous {mati} tois paraptômasin {dalam pelanggaran2} kai {dan} tais amartiais {dalam dosa2} 


Kalau kita memperhatikan Efesus 2:1, dikatakan bahwa kondisi manusia yang menerima surat itu dulu sudah mati, padahal mereka yang dulu sudah mati itu dikirimi surat oleh Rasul Paulus. Ini berarti mereka masih hidup secara fisik. Hal ini membuat kita memperhatikan arti mati di sini bukan mati tubuh atau fisik. Alkitab mengajarkan tiga (3) macam kematian, yaitu: 
1. Kematian tubuh atau fisik, 
2. Kematian rohani 
3. Kematian kedua - perpisahan kekal atau penghukuman selama-lamanya. 


1. Kematian Tubuh 


Tuhan sudah berfirman kepada Adam dan Hawa : 


* Kejadian 2:17
tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, 'pastilah engkau mati'.
 
KJV, But of the tree of the knowledge of good and evil, thou shalt not eat of it: for in the day that thou eatest thereof thou shalt surely die. 
BHS Translit Interlinear, "UME'ETS (dan dari pohon) HADA'AT (pengetahuan itu) TOV (baik) VARA' (dan jahat) LO' (tidak) TO'KHAL (engkau makan) MIMENU (darinya) KI (karena) BEYOM (pada hari) 'AKHALKHA (engkau makan) MIMENU (darinya) MOT (engkau mati) TAMUT (engkau mati)" 


Namun manusia itu, dengan memakan buah yang dilarang untuk dimakan itu, mereka berdosa. Alkitab mengatakan mereka pasti mati. 

Tetapi apakah mereka mati secara fisik, secara langsung? Tidak. Adam dan Hawa tidak langsung mati secara fisik. Tetapi Alkitab mengatakan, di dalam Kejadian 5, bahwa Adam, setelah berumur 930 tahun, lalu ia mati; Set berumur 912 tahun, lalu ia mati; Keturunan Adam yang paling panjang umurnya, Metusalah, berumur 969 tahun dan mati. 


* Kejadian 5:5
Jadi Adam mencapai umur sembilan ratus tiga puluh tahun, lalu ia mati.
 
KJV, And all the days that Adam lived were nine hundred and thirty years: and he died. 
BHS Translit Interlinear, VAYIHYU (dan mereka [hari-hari] menjadi) KOL-YEMEY (seluruh hari-hari dari) 'ADAM (Adam) 'ASYER-KHAY (yang hidup) TESYA' (sembilan) ME'OT (ratus) SYANAH (tahun) USYELOSYIM (dan tiga puluh) SYANAH (tahun) VAYAMOT (dan ia mati) 


Hal makan buah dan kemudian mati itu seperti bagaimana? 

Seorang filsuf yang bernama Sokrates , tatkala dia harus meminum cawan yang berisi racun, sebelum dia minum, dia bertanya apa yang akan terjadi, bagaimana proses racun itu bekerja? Racun itu bekerja dari kaki dan menjalar sampai ke jantung dan mati. Setelah minum, ia tidak langsung mati, bahkan sempat meminta teman-temannya yang hadir menyaksikan dan menangis itu untuk diam, jangan menangis. Ia kemudian jalan mondar-mandir, dan tatkala kakinya sudah mulai berat, dan tidak terasa ketika dicubit, ia mulai duduk dan berbaring. Tidak lama kemudian racun menuju jantung, dan akhirnya Socrates mati. Waktu Sokrates meminum racun itu, apakah dia langsung mati? Tidak. Tetapi dia berada di dalam proses menuju kematian. Dia "dying", sekarat, dalam proses kematian. Tatkala Adam dan Hawa memakan buah dari pohon itu, apakah mereka langsung mati? Tidak. Mereka berada dalam proses menuju kematian. Jadi mati adalah upah dosa, meskipun kematian fisik itu tidak langsung, tetapi dalam proses. 

Adam dan Hawa memang tidak mati secara fisik secara langsung ketika memakan buah itu. Namun, mereka tidak hidup selama-lamanya. Penjelasan selanjutnya tentang hal ini bisa anda baca di http://www.sarapanpagi.org/viewtopic.php?p=417#417 


Ada pandangan dari ilmu pengetahuan yang mengatakan tidak demikian. Bahkan ada teori yang berkata manusia memang diciptakan fana, harus mati. Sebagaimana proses alam pada makhluk hidup yang lain, hewan dan tumbuh-tumbuhan, dari kecil, tumbuh menjadi besar, semakin tua, dan akhirnya mati; maka kematian manusia pun merupakan proses alam. Ini adalah hasil pengamatan manusia yang terbatas. Auguste Comte (1798-1857) , seorang filsuf positivis Perancis, yang sangat menekankan ilmu positif atau sains dan metode ilmiah, menyatakan bahwa paham positivisme yang menekankan sains itu tidak memadai karena tidak bisa memberikan kenyataan secara keseluruhan, sebab: pertama. kita sebagai manusia tidak mungkin mengetahui segala sesuatu. Yang diketahui manusia hanyalah yang diamati dan diteliti di sekitar kita. Kedua, selain itu yang kita amati hanyalah fenomena, gejala yang bisa berubah-ubah, bukan hakikat realitas yang sebenarnya. 

Pengetahuan manusia itu terbatas, relatif, dapat berubah dan dapat salah. Namun Allah, Sang Pencipta, yang mengetahui segala sesuatu dengan sempurna, menyampaikan kebenaran melalui Alkitab, Firman-Nya. Alkitab tidak memberitahukan dan tidak mengajarkan bahwa kematian itu natural, tetapi Alkitab memberitahukan dan mengajarkan bahwa manusia mati karena upah dari dosa. Allah menciptakan manusia berbeda dengan menciptakan binatang, tumbuh-tumbuhan dan alam semesta dan isinya. Yang lain hanya diciptakan berdasarkan Firman-Nya dan menurut jenisnya saja, tetapi manusia diciptakan menurut gambar dan rupa dari Allah, oleh sebab itu tidak mungkin membawa benih kehancuran dan kematian. Jadi manusia secara natural tidak akan mati, tetapi kematian adalah akibat dosa. Selain itu, kematian bukanlah suatu hal yang natural, apalagi menyenangkan, tetapi hal yang menakutkan dan menggentarkan, karena ini adalah hukuman, penghakiman dan kutukan dari Allah atas dosa manusia (Roma 1:32; 5:16; Galatia 3:13). Manusia tidak seharusnya mati. Manusia mati akibat pelanggarannya terhadap perintah Tuhan. Tatkala manusia melanggar perintah Tuhan, memang tidak langsung mati; ini akibat dari anugerah umum-Nya. 

Selain itu, tidak semua manusia mati. Ada yang tidak mati, tetapi diangkat ke surga, seperti Henokh (Kejadian 5:24) dan Elia (2 Raja 2:11). Ketika Tuhan Yesus datang kembali, yang belum mati tidak akan mati, tetapi akan diangkat untuk menyongsong Tuhan (1 Tesalonika 4:17). Jadi pengamatan manusia yang mengatakan kematian itu natural adalah salah, karena hal itu tidak sesuai dengan Firman Allah. Tetapi jelas Alkitab menyatakan bahwa kematian fisik terjadi akibat dosa, meskipun tidak langsung mati atau mungkin tidak mati kalau dikehendaki Allah, atau Tuhan Yesus datang kembali. 



2. Kematian Rohani 


Kematian yang pasti langsung terjadi setelah Adam dan Hawa berbuat dosa adalah 'kematian rohani' atau 'spiritual dead' itu sering ditemukan dalam 
Alkitab. Pengertiannya adalah: ketika Adam dan Hawa berbuat dosa, mereka mati secara moral dan rohani, hubungan mereka dengan Allah menjadi putus. 

* Kolose 2:13a 
Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu
 
KJV, And you, being dead in your sins 
TR, και υμας νεκρους οντας εν τοις παραπτωμασιν 
Translit Interlinear, kai {juga} umas {kamu} nekrous {mati} ontas {meskipun} en {dalam} tois paraptômasin {pelanggaran2} 


Bandingkan dengan Efesus 2:1 


Apakah jemaat di Kolose dulu itu mati secara fisik? Tidak, tetapi mereka mati dalam pengertian secara rohani. Apa artinya mati secara rohani? Artinya adalah putus atau terlepas hubungannya dengan Tuhan. 

Sebelum Adam jatuh kedalam dosa, ia dapat bersekutu dengan Tuhan. Hal itu begitu indah. Tatkala itu Tuhan berfirman kepada dia untuk memelihara, membudidayakan Taman Eden. Adam mampu menjalankannya. Adam memberikan nama kepada semua binatang yang dibawa kepadanya. 

Tetapi tatkala Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, segala sesuatu berubah. Ketika Tuhan datang kepada mereka, mereka bersembunyi. Mereka mulai menutup dirinya. Mengapa? Saat itu bagi mereka, Allah bukan lagi Allah yang mengasihi dan mereka ingin bersekutu dengan-Nya. Pengalaman yang indah sebelumnya berubah sama sekali. Saat itu karena melanggar perintah Tuhan, Allah dilihat sebagai hakim yang akan menghakimi, sehingga mereka bersembunyi dan melarikan diri dari Allah. Manusia putus hubungan dengan Allah. Manusia mati secara rohani. Alkitab mengatakan dengan jelas manusia bukan mencari Allah, tidak ada seorang pun yang mencari Allah: 


* Roma 3:10-12
3:10 seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorang pun tidak.
3:11 Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah.
3:12 Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.
 


Manusia melarikan diri dari Allah oleh pelanggaran dosanya. Tatkala Allah mencari manusia, manusia bersembunyi, lari dari hadapan-Nya (lihat Kejadian 3:9-10). Tetapi karena ada "seed of religious" ('religion' dari kata Latin, 'religare' artinya mengikat). Yaitu ada benih ikatan antara "Sang Pencipta" yang "yang diciptakan sesuai gambarNya". Maka manusia mempunyai "sense" untuk mencari dan ingin mengenal perciptaNya. Dari situ munculah agama-agama, dengan pengertian keagamaannya masing-masing, manusia mencoba beribadah pada 'allah' yang sesuai dengan keinginannya. Roma 1:25 mengatakan: manusia itu mengganti Allah yang seharusnya disembah selama-lamanya dengan creature, makhluk ciptaan . Manusia cenderung melarikan diri dari Allah. Karena manusia putus hubungan dengan Allah maka mustahil manusia bisa menuju Allah kalau bukan inisyatif dari Allah yang memperkenalkan diriNya. Tanpa insisyatif dari Allah, maka manusia tidak mungkin mengenal Allah yang benar, karena manusia itu terbatas. 


3. Kematian Kedua 


Pemisahan kekal dari Allah disebut Alkitab sebagai kematian yang kedua : 


* Wahyu 2:11 
Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, ia tidak akan menderita apa-apa oleh kematian yang kedua."
 KJV, He that hath an ear, let him hear what the Spirit saith unto the churches; He that overcometh shall not be hurt of the second death. 
TR, ο εχων ους ακουσατω τι το πνευμα λεγει ταις εκκλησιαις ο νικων ου μη αδικηθη εκ του θανατου του δευτερου 
Translit Interlinear, o {orang yang} echôn {mempunyai} ous {telinga} akousatô {hendaklah ia mendengarkan} ti {apa yang} to pneuma {Roh} legei {mengatakan} tais ekklêsiais {kepada jemaat2} o {orang yang} nikôn {menang} ou mê {pasti tidak} adikêthê {akan diganggu} ek {oleh} tou thanatou {kematian} tou deuterou {kedua} 


* Wahyu 20:6,14 
20:6 Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya. 
KJV, Blessed and holy is he that hath part in the first resurrection: on such the second death hath no power, but they shall be priests of God and of Christ, and shall reign with him a thousand years. 
TR, μακαριος και αγιος ο εχων μερος εν τη αναστασει τη πρωτη επι τουτων ο θανατος ο δευτερος ουκ εχει εξουσιαν αλλ εσονται ιερεις του θεου και του χριστου και βασιλευσουσιν μετ αυτου χιλια ετη 
Translit Interlinear, makarios {yang diberkatilah} kai {dan} agios {kudus} ho {(ia yang)} echôn {mempunyai} meros {bagian} en {dalam} tê anastasei {kebangkitan} tê {itu} prôtê {pertama} epi {atas} toutôn {(orang-orang) ini} ho thanatos {kematian} ho deuteros {yang kedua} ouk {tidak} echei {mempunyai} exousian {kuasa} all {tetapi} esontai {mereka akan menjadi} iereis {imam-imam} tou theou {Allah} kai {dan} tou christou {Kristus} kai {dan} basileusousin {akan menjadi raja} met {bersama} autou {Dia} chilia etê {(selama) seribu tahun-tahun} 

20:14 Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api. 
KJV, And death and hell were cast into the lake of fire. This is the second death. 
TR, και ο θανατος και ο αδης εβληθησαν εις την λιμνην του πυρος ουτος εστιν ο δευτερος θανατος 
Translit Interlinear, kai {dan} ho thanatos {kematian (maut)} kai {dan} ho hadês {dunia orang mati} eblêthêsan {dilemparkan} eis {kedalam} tên limnên {danau} tou puros {yang berapi} outos {inilah} estin o deuteros {yang kedua} thanatos {kematian} 


* Wahyu 21:8
Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua." 

KJV, But the fearful, and unbelieving, and the abominable, and murderers, and whoremongers, and sorcerers, and idolaters, and all liars, shall have their part in the lake which burneth with fire and brimstone: which is the second death. 
TR, δειλοις δε και απιστοις και εβδελυγμενοις και φονευσιν και πορνοις και φαρμακευσιν και ειδωλολατραις και πασιν τοις ψευδεσιν το μερος αυτων εν τη λιμνη τη καιομενη πυρι και θειω ο εστιν δευτερος θανατος 
Translit Interlinear, deilois {bagi orang-orang yg mudah takut} de {tetapi} kai {dan} apistois {bagi orang2 yang tidak percaya} kai {dan} ebdelugmenois {yang menjijikkan} kai {dan} phoneusin {pembunuh2} kai {dan} pornois {orang2 yang berzinah} kai {dan} pharmakeusin {tukang2 sihir} kai {dan} eidôlolatrais {penyembah2 berhala} kai {dan} pasin {semua} tois {orang2} pseudesin {yang berdusta} to meros {bagian} autôn {mereka} en {didalam} tê limnê {danau} tê {yang} kaiomen {dinyalakan} puri {dengan api} kai {dan} theiô {dengan belerang} o {yaitu} estin deuteros {yang kedua} thanatos {kematian} 


Kematian kekua adalah kematian yang menakutkan, penghukuman di neraka selama-lamanya. Tidak ada orang di neraka yang bisa tolong-menolong, tidak ada yang bisa saling menemani dan saling menghiburkan. Alkitab mengatakan, di situ hanya ada: kesakitan, penderitaan, ratapan dan kertak gigi, tanpa penghiburan sama sekali selama-lamanya : 


* Matius 25:30
Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi." 

KJV, And cast ye the unprofitable servant into outer darkness: there shall be weeping and gnashing of teeth. 
TR, και τον αχρειον δουλον εκβαλλετε εις το σκοτος το εξωτερον εκει εσται ο κλαυθμος και ο βρυγμος των οδοντων 
Translit Interlinear, kai {lalu} ton {itu} achreion {yang tidak berguna} doulon {hamba} ekballete {lemparlah ke luar} eis {kedalam} to skotos {kegelapan} to exôteron {yang paling (gelap)} ekei {disana} estai {akan ada} o klauthmos {ratapan} kai {dan} o brugmos {kertak} tôn odontôn {gigi-gigi} 


Hukuman Allah itu bersifat permanen. Orang boleh saja berkata bahwa mati itu selesai. Setelah kematian, itu belum selesai. Manusia harus bertanggung jawab di hadapan Allah. Alkitab menyatakan bahwa manusia ditetapkan mati satu kali, setelah itu dihakimi : 


* Ibrani 9:27
Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi,
 
KJV, And as it is appointed unto men once to die, but after this the judgment: 
TR, και καθ οσον αποκειται τοις ανθρωποις απαξ αποθανειν μετα δε τουτο κρισις 
Translit Interlinear, kai {lalu} kath oson {sama seperti} apokeitai {(itu) ditetapkan} tois anthrôpois {bagi manusia-manusia} apax {satu kali} apothanein {untuk mati} meta {sesudah} de {lalu} touto {ini} krisis {penghakiman} 


Setiap manusia telah berdosa kepada Allah. Allah adalah Allah yang Mahabesar, sehingga setiap kita melanggar perintah-Nya, itu adalah dosa yang besar. Dosa adalah dosa, tidak pertimbangan dosakecil atau dosa besar. Setiap manusia berdosa layak masuk neraka. Selain itu, Allah adalah Allah yang suci juga Allah yang adil, sehingga akan mengadili dengan adil, dan tidak mungkin bisa disuap. Allah juga adalah Allah yang Mahahadir dan Allah yang Mahatahu, jadi tidak mungkin manusia dapat bersembunyi dan berdebat. Disamping itu, ada yang sering disalahmengertikan, Allah adalah Allah yang kekal. Apa artinya kekal? Kekal artinya melampaui waktu, tidak di dalam waktu. Allah yang kekal adalah Allah yang tidak berubah. 

Tetapi Allah memberitahukan kita melalui Alkitab, bahwa hukuman atas dosa itu bersifat kekal, kematian kedua itulah hukuman selama-lamanya. 

================================================================

BANTAHAN (nanti):

Tidak ada komentar:

Posting Komentar