Kamis, 10 Maret 2011

Bantahan atas topik : YESUS KRISTUS ADALAH ALLAH BERDASARKAN KAIDAH BAHASA YUNANI 1


* Yohanes 1:1 LAI TB, Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. 
TR, εν αρχη ην ο λογος και ο λογος ην προς τον θεον και θεος ην ο λογος 
WH, εν αρχη ην ο λογος και ο λογος ην προς τον θεον και θεος ην ο λογος
Translit Interlinear, en {pada} arkhê {permulaan} ên {Dia adalah} ho logos {Firman itu} kai {dan} ho logos {Firman itu} ên {Dia adalah} pros {ke arah, (sehakekat melekat)} ton theon {Allah itu} kai {dan} theos {Allah} ên {(Dia adalah) adalah} ho logos {Firman itu} 


Terjemahan-terjemahan lainnya, bisa kita cek sbb :

Alkitab LAI Terjemahan Lama, "Maka pada awal pertama adalah Firman, dan Firman itu bersama-sama dengan Allah, dan Firman itulah djuga Allah." 

Kitab Soetji Indjil 1912, "Kalam telah ada dari moelanja. Kalam itoe bersama-sama dengan Allah, dan Kalam itoe adalah Allah." 

Alkitab Shellabear, "Maka pada moelanja ada Perkataan itoe, dan Perkataan itoe beserta dengan Allah, dan Perkataan itoe Allah adanja." 

King James Version, "In the beginning was the Word, and the Word was with God, and the Word was God." 

New International Version, "In the beginning was the Word, and the Word was with God, and the Word was God." 

The Orthodox Jewish Brit Chadasha, "Bereshis was the Dvar Hashem, and the Dvar Hashem was agav Hashem, and the Dvar Hashem was nothing less, by nature, than Elohim! " 

The Pesyita Aramaic, "B'RISITA (pada mulanya) 'ITUHI (sudah) HEWA (ada) MELTA (Firman) 'ITUHI (sudah) HEWA (ada) LEWAT (ke pada) 'ALAHA (Allah) V'ALAHA (dan Allah) 'ITUHI (sudah) HEWA (ada) HU (itu) MELTA (Firman)"

The Aramaic New Covenant, "In the beginning (risita) the Word (melta) having (it) been (hewa) and the Word (melta) having (it) been (hewa) unto (lewat) God ('alaha) and God ('alaha) having (it) been (hewa) the Word (melta)."


Salah satu keunikan bahasa Yunani yang merupakan bahasa asli Perjanjian Baru adalah perubahan bentuk kata yang lebih rumit ketimbang bahasa Inggris, apalagi bahasa Indonesia. Hampir sebagian kata Yunani berubah bentuk berdasarkan pemakaiannya dalam kalimat dan maknanya. Salah satu unsur bahasa yang mempengaruhi perubahan bentuk ini dikenal dengan istilah kasus yaitu kategori gramatika dari nomina, frasa nomina, pronomina, atau adjektivayang menunjukkan hubungannya dengan kata lain dalam konstruksi sintaksis.

Dalam bahasa Inggris, hanya ada tiga kasus: subjektif, obyektif, dan posesif, misalnya pronomina he yang subyektif, berubah menjadi him (obyektif) danhis (posesif). Pronomina ini berubah menurut kasus, tetapi tidak demikian halnya dengan nomina (kata benda). Book (buku) tetap tidak berubah meskipun berfungsi sebagai subyek, obyek langsung atau tidak langsung.

He asked me to gave his books to him.

Bahasa Yunani Alkitab menggunakan lima kasus: nominatif, genitif, akusatif, datif, dan vokatif; bahasa Yunani modern justru menambah kasus datifmenjadi lokatif, dan instrumentatif. Hampir seluruh kata Yunani (kecuali preposisi, dan konjungsi) berubah menurut kasus-kasus ini. Sebagai contoh adalah kata Allah ho theos, Inggris: God, dapat dibandingkan dalam keanekaragaman perubahan seperti di bawah ini:


Matius 1:23, kasus nominatif, menandai subyek

μεθ ημων ο θεος
meth hêmon ho theos
Allah menyertai kita
God with us



Matius 5:8, kasus akusatif menandai obyek langsung

αυτοι τον θεον οψονται
autoi ton theon opsontai

Mereka akan melihat Allah
They shall see God



Lukas 2:14, kasus datif menandai obyek tidak langsung

δοξα εν υψιστοις θεω 
doxa en hupsistois theô

Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi
Glory to God in the highest



Matius 3:16, kasus genitif menandai sumber atau milik

το πνευμα του θεου 
to pneuma tou theou

Roh Allah
Spirit of God




Baik bahasa Indonesia (Allah) maupun bahasa Inggris (God), tidak dijumpai perubahan bentuk kata, tetapi tidak demikian halnya dengan bahasa Yunani karena kita jumpai kata θεος - theos berubah menjadi θεον - theonθεω - theôθεου - theou, dan satu lagi θεε - theewahai Allah (vokatif, kasus sapaan).

Di samping nomina (kata benda) yang senantiasa berubah bentuk, masih ada satu unsur bahasa yang kelihatannya sepele tetapi amat menentukan, yaituartikel (kata sandang) yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan si, sang, tersebut, itu, dan dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan the.


Kasus nominatif adalah kasus yang menandai nomina atau sejenisnya sebagai subyek. Jika subyek menggunakan kata kerja to be (Indonesia: adalah, Inggris: am, is, are) yang memberi persamaan antara subyek dengan sesuatu yang lain, maka nomina lain juga muncul dalam bentuk yang sama, dalam kaidah bahasa Yunani disebut sebagai predikat nominatif.


Contoh: 

*1 Korintus 10:4

η πετρα ην ο χριστος
hê petra ên ho khristos

Batu karang itu ialah Kristus
that Rock was Christ


Yang menjadi subyek adalah batu karang (πετρα - petra, rock), dan Kristus (χριστος - khristosChrist) merupakan predikat nominatif.

Dalam bahasa Inggris, subyek nominatif dan predikat nominatif dibedakan dari urut-urutan kata di dalam kalimat, subyek terletak di muka. Tidak demikian halnya dalam bahasa Yunani. Urutan kata dalam bahasa Yunani lebih luwes dan digunakan untuk penegasan/penekanan ketimbang untuk fungsigramatika. Yang membedakan subyek nominatif dan predikat nominatif adalah artikel (kata sandang). Jika salah satu dari dua nomina memiliki artikel, kata yang memiliki artikel itulah yang menjadi subyek. Jika dua-duanya memiliki artikel, maka yang menempati urutan pertama adalah subyek.

Urutan kata dalam bahasa Yunani lebih mengutamakan penekanan atau penegasan. Secara umum, jika suatu kata diletakkan di muka frasa, hal itu digunakan untuk penekanan. Jika predikat nominatif diletakkan di depan verba, hal itu juga digunakan untuk menegaskan sesuatu. Ilustrasi yang menarik telah dikutip pada bagian awal tulisan ini, dan inilah penggal terakhir yang paling banyak menjadi sorotan:

και θεος ην ο λογος
kai theos ên ho logos

dan – Allah – Dia adalah – Firman itu
and – God – was – the Word



Firman itu (ο λογος - ho logosthe Word) adalah subyek karena kata itu memiliki artikel ο - ho, oleh karena itu Alkitab Terjemahan baik Indonesia maupun Inggris membalikkan penerjemahannya menjadi Firman itu adalah Allah (the Word was God) .

Dua pertanyaan akan timbul sehubungan dengan pembalikan letak subyek nominatif dan predikat nominatif ini:


1. Mengapa kata θεος - theos diletakkan di depan?
2. Mengapa kata θεος - theos tidak menggunakan artikel?

Pembalikan subyek nominatif dan predikat nominatif dengan satu artikel sedangkan nomina lain tidak menggunakan artikel masih dapat dijumpai dalam Yohanes 4:24, πνευμα ο θεος ; pneuma ho theosAllah itu Roh dan bukan Roh adalah Allah.

Dalam 1 Yohanes 4:16, ο θεος αγαπη εστιν ; ho theos agapê estinAllah adalah kasih dan bukan kasih adalah Allah. 

Demikian pula dalam Yohanes 1:14, ο λογος σαρξ εγενετο ; ho logos sarx egenetoFirman itu telah menjadi manusia, dan bukan manusia yang menjadi Firman.


Maka, jelas sekali bahwa penulis Injil Yohanes menekankan secara positif:

APA YANG ADALAH ALLAH, FIRMAN ITULAH DIA 
WHAT GOD WAS, THE WORD WAS.
========================================================================








BANTAHAN(nanti) :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar