Jumat, 11 Maret 2011

Bantahan atas topik : IV. Lembaga-lembaga dan Upacara-upacara yang Menggambarkan Kristus

IV. Lembaga-lembaga dan Upacara-upacara yang Menggambarkan Kristus 


Sebagai tambahan terhadap berbaqai typologis dari orang, peristiwa dan benda-benda. yang membayangkan pribadi dan pekerjaan Kristus dalam Perjanjian Lama, maka di sini kita juga akan membahas lernbaga-lembaga dan upacara-upacara. Karena Yesus Kristus adalah tema agung dari Alkitab, maka tidak he ran bahwa kebanyakan tipe-tipe ini berbicara tentang Dia sendiri. Banyak dari tipe-tipe yang sudah dibicarakan di muka ada hubungannya dengan lembaga-lembaga dan upacara upacara ini.

Lembaga dan upacara yang penting ialah keimamanPerjanjian Lama; korban-korban kepada Yehovah, hari-hari raya, kota-kota perlindungan dan hari Sabat. Paling sedikit inilah yang kita bahas di sini, dan semuanya memberikan keindahan lain dari pribadi dan pekerjaan Kristus.


1. Korban-Korban 

Perlu disinggung di sini bahwa korban-korban yang dibahas di depan di bawah benda-benda yang menggambarkan Kristus, adalah merupakan juga lembaga-lembaga typoloqis. Korban karena dosa, korban karena salah, korban makanan, korban pendamaian, dan korban bakaran menduduki tempat utama. Semua ini dan korban-korban lainnya' merupakan suatu bagian lengkap dari upacara Imamat yang dinyatakan dan dituntut oleh Allah. Semua korban itu menunjuk kepada pribadi dan pekerjaan Kristus sebagaimana diterangkan dalam Perjanjian Baru. Korban-korban itu menjadikan tuntutan utama tentang penumpahan darah dipenuhi di dalam rencana ilahi bagi keselamatan orang-orang yang terhilang dan bagi orang-orang kudus yang jatuh ke dalam dosa.


2. Keimaman dalam Perjanjian Lama 

Baik keimaman Harun maupun Melkisedek merupakan gambaran dari keimaman Kristus. Macam keimaman yang mula-mula dalam Perjanjian Lama mengikuti pola patriarch (kepala keluarga). Dalam sistem ini ayah atau kepala keluarga juga memegang peranan sebagai imam. Secara umum bahwa keimaman macam ini juga menunjuk kepada Kristus, tetapi dalam Harun dan Melkisedek ada diberikan pernyataan yang lengkap dan terperinci,

Menurut aturan keimaman, Melkisedek menggambarkan kenyataan bahwa Kristus adalah unggul atas semua keimaman yang lain, sebagai suatu aturan yang baru sama sekali; yaitu kekal, tak punya pengganti, tak punya permulaan dan akhir, serta tidak dapat dipindahkan kepada orang lain (Ibrani 7:24). Dan bahwa hal ini didasarkan atas kebangkitanNya, digambarkan lebih dulu dalam unsur-unsur peringatan, roti dan anggur, Pentingnya pernyataan ini dibahas lebih lanjut nanti mengenai keimaman Kristus.

Dalam seluk beluknya keimaman Harun memberikan terang ke atas pekerjaan dari Kristus sebagai Imam dan kwalifikasi rohani yang dimiliki Kristus bagi jabatan itu. Harun menyatakan keimaman Kristus baik dengan persamaan maupun dengan kontras. Harun melayani di bumi, Kristus di sorga (Ibrani 8:1-5). Kristus melayani yang sebenarnya, bukan hanya bayangan (Ibrani 8: 5). Kristus melayani suatu perjanjian yang baru, bukan perjanjian Musa (Ibrani 8:6). Kristus dalam mempersembahkan diriNya sebagai korban merupakan korban terakhir bagi dosa yang sekali untuk selama-lamanya, dan tidak perlu mempersembahkan korban setiap hari

(Ibrani 7:27). Dalam semua ini Kristus menggenapkan apa yang diharapkan oleh Harun. Selain itu juga ada banyak persamaan. Seperti Harun, Kristus melayani di tempat suci (Ibrani 5:1), dijadikan Imam oleh Allah sendiri (Ibrani 5:4-10), merupakan Pengantara yang sejati (1 Timotius 2:5), merupakan bagian dari umat manusia sebagai Adam kedua, sebagaimana Harun merupakan bagian dari umat Israel, yang mempersembahkan korban kepada Allah dan atas dasar korban itu, menjadi pengantara (Ibrani 7:25). Jelaslah bahwa keimaman Harun bukan hanya suatu tindakan sementara dari Allah melainkan juga dimaksudkan untuk melukiskan Kristus sebagai Imam dan apa yang dilakukanNya.


3. Hari-Hari Besar TUHAN 

Pentingnya hari-hari besar Yehovah di dalam kehidupan beragama Israel tidak bisa dilebih-Iebihkan. Ketujuh hari besar itu, yang ditulis dalam Imamat 23 dan diberi uraian lebih lanjut di tempat lain, merupakan tulang punggung dalam sistem Imamat. Kebanyakan di antaranya mempunyai arti typoloqis yang tertentu dalam hubungan dengan Kristologi. 

Paskah merupakan yang pertama dan dalam banyak hal adalah pesta yang paling penting. Paskah ini dirayakan di bulan pertama dan menunjukkan kelepasan dari hukuman di Mesir. Domba yang dikorbankan jelas menggambarkan Kristus. Dalam Perjanjian Baru Kristus dinyatakan menggenapi arti rohani dari Paskah itu dan orang-orang yang datang untuk diselamatkan oleh darahNya yang tertumpah dipanggil bagi kehidupan yang suci (1 Korintus 5:7; 1 Petrus 1:15-19). 

Pesta kedua, hari raya Roti Tak Beragi, Ini dirayakan segera sesudah Paskah. Menggambarkan Kristus sebagai Roti Hidup, berjalan dalam kesucian bagi orang percaya sesudah ditebus, dan persekutuan dengan Kristus. Tidak memakai ragi itu menggambarkan Kristus yang tak berdosa dan persekutuan orang-orang percaya dalam kesucianNya. Larangan untuk bekerja selama hari raya itu menunjukkan fakta 'bahwa kehidupan suci orang percaya, seper.ti penebusannya, bukanlah hasil usahanya melainkan pemberian Allah. 

Hari raya Buah Sulung dirayakan Israel ketika musim menuai yang pertama di tanah perjanjian sesudah kelepasan dari Mesir. Ini menggambarkan kebangkitan Kristus, "Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung, sesudah itu mereka yang menjadi milikNya pada waktu kedatangannya" (1 Korintus 15: 20-23). Pesta ini berlangsung pada "hari sesudah sabat" (I mamat 23: 11), yaitu hari pertama dalam minggu itu. Kristus dibangkitkan pada hari pertama 'dalam minggu. Seperti pesta Buah Sulung, kebangkitan Kristus mendahului tuaian yang lain, yaitu kebangkitan orang-orang kudus.

Hari raya Roti, tepat lima puluh hari sesudah hari raya Buah Sulung. Ini membayangkan hari Penta kosta di waktu mana dua ketul roti, yang menggambarkan orang kafir dan Israel, disatukan menjadi satu tubuh, yaitu gereja (Efesus 2:14). Ini tidak mernpunvai arti Kris toloqis yang khusus kecuali sebagai akibat dari pekerjaan Kristus. Hari raya Terompet, juga berbicara tentang pengumpulan kembali Israel ke tanah itu, dan ini tidak menunjuk kepada Kristus. 

Hari Raya Pendamaian, ini menggambarkan secara luas pekerjaan Kristus di kayu salib. Tentu saja korban bagi imam besar dan segala persiapannya tidak perlu bagi Kristus, tetapi korban dan upacara bagi segenap umat itu membayangkan pekerjaan Kristus. Hari raya Pendamaian ini berpusat pada pekerjaan imam besar, sama seperti pekerjaan keselamatan berpusat pada Kristus. Imam besar yang dipersiapkan dan diberi pakaian menurut aturan tertentu mengerjakan upacara-upacara yang diperlukan bagi kepentingan umat Israel dan segenap rakyat itu. Mula-mula kambing untuk korban dosa itu dipersembahkan lebih dahulu, kambing tersebut dibunuh, dan darahnya dibawa ke dalam tempat maha suci dan di percikkan kepada tutup pendamaian (Imamat 16: 15). Kemudian kambing yang lain, yang hidup, dibiarkan lepas ke padang belantara sesudah dosa-dosa umat Israel diakui dengan penumpangan tangan imam besar ke atas kepala kambing itu. Seluruh upacara ini berbicara tentang Kristus sebagai Pengganti kita, mati dan menyucikan kita dengan darahNya, dan membawa pergi dosa-dosa kita dari hadapan Allah, sebagaimana digambarkan oleh kambing hitam itu. Darah Kristus membuka jalan ke tempat maha suci, dan ke tempat peti perjanjian itu -- yang menggambarkan kesucian Allah -- menjadi tempat pendamaian! 

Hal ini jelas ditunjukkan dalarn Perjanjian Baru (Roma 3:25; Ibrani 9:7-8, 23-28). 

Aspek lain dari Hari raya Pendamaian ini juga berbicara tentang pekerjaan Kristus. Kambing bagi korban karena dosa itu dibawa keluar kemah dan dibakar, sebagaimana Kristus dikorbankan di luar Yerusalem (Ibrani 13:11-13). Sebagai tambahan terhadap korban karena dosa, juga dipersembahkan korban bakaran (Imamat 16:24), dan ini berbicara tentang ketaatan dan penyerahan Kristus dalam kematianNya dan membentuk dasar bagi pengampunan untuk orang percaya, yaitu : pembenaran. Yang paling penting adalah kontras antara imam besar menurut Harun yang masuk ke tempat maha SUCI setahun sekali dan jalan masuk yang terbuka bagi setiap orang percaya sebagai imam di zaman sekarang ke tempat hadirat Allah sendiri di sorga. Maka hari raya Pendamaian itu tidak hanya mernberikan bentuk sementara untuk beribadah bagi Israel, tetap: merupakan gambar yang Indah untuk direnungkan yang membayangkan keajaiban-keajaiban pekerjaan Kristus di kayu sailib. 

Hari raya Tabernakel agaknya mempunyai dua arti. Pertama menunju k kepada kelepasan Israel dari Mesir, dan kedua merupakan pengumpulan kembali Israel di masa depan dan akan terjadi di zaman kerajaan seribu tahun (Zakharia 14:16-19). Sebagai kontras terhadap pesta-pesta lain yang menunjuk kepada pekerjaan Kristus yang telah selesai, pesta ini menggambarkan pekerjaan Kristus yang belum selesai dan rencana Allah bagi pengumpulan Israel yang tercerai berai di masa depan dan berkat bagi mereka di tanah Palestina.


4. Kota-Kota Perlindungan 

Dalam hukum Musa dibuat suatu perlindungan bagi mereka yang tidak bersalah telah mengambil nyawa orang lain. Enam kota perlindungan dibangun, tiga di sebelah sisi sungai Yordan dan tiga di sisi lainnya, dan keenam kota itu ditempatkan cli bawah pengawasan orang-orang Lewi (Bilangan 35; Ulangan 19:1-13; Yosua 20). Apabila diputuskan tidak bersalah dalam sesuatu pembunuhan, pihak yang tidak bersalah itu dapat menyelamatkan diri dari pembalasan darah selama ia tinggal di kota perlindungan itu. Bila imam besar meninggal dunia, ia dapat pulang dengan aman ke rumahnya, tetapi tidak sebelumnya. 

Kota-kota perlindungan ini jelas merupakan gambaran perlindungan di dalam Kristus di mana orang berdosa mendapatkan perlindungan dari hukuman dosa dan dibebaskan oleh kematian Imam Besar. Allah sering disebut sebagai tempat perlindungan di dalam Perjanjian Lama (Mazmur 46:2; 142:6; Yesaya 4:6) dan juga di dalam Perjanjian Baru (Roma 8:33 -34; Ibrani 6:18~19). Walaupun Allah senantiasa tempat perlindungan bagi orang-orang kudusNya, tetapi hanyalah oleh kematian Imam Besar, yang digenapkan di dalam Kristus, maka kelepasan sempurna itu diberikan. 

Dari keseluruhannya, upacara-upacara dan lembaga-lembaga yang menggambarkan Kristus di dalam Perjanjian Lama ini mempunyai tema utama yaitu pribadi dan pekerjaan Tuhan Yesus Kristus. Jadi, di dalam kehidupan beragama dari orang-orang kudus sebelum Kristus terdapat unsur-unsur penting dari pernyataan Perjanjian Baru mengenai Kristus. Gambar-gambar dalam Perjanjian Lama itu indah. tetapi lebih indah Kristus -- yang digambarkan itu -- dan jiwa-jiwa yang saleh dapat merindukan pernyataan sepenuhnya di masa depan dari Dia yaitu ketika kita akan memandangNya muka demi muka.


Sumber :

John F Walvoord, Yesus Kristus Tuhan Kita, Yakin 1969, hlm. 54-69

=================================================================
BANTAHAN9nanti)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar